Baru Jadi Gubernur BI Darmin Dimarahi DPR

Boediono terima kenang-kenangan dari Darmin Nasution
Sumber :
  • Antara/ Puspa Perwitasari

VIVAnews - Darmin Nasution, sang Gubernur Bank Indonesia terpilih yang baru dilantik hari ini mendapat banyak ucapan dari Komisi XI DPR RI. Ucapan terlontar dari banyak anggota dan juga Wakil Ketua Komisi XI Achsanul Qosasi saat membuka rapat.
 
Mewakili Komisi XI, Achsanul mengucapkan selamat. Tak hanya sekali, ucapan itu bahkan disampaikan dua kali. "Selamat datang Gubernur Bank Indonesia, nah ini sudah enak menyebutnya, 'gubernur'," kata Achsanul memberikan ucapan selamat kepada Darmin di Jakarta, Rabu 1 September 2010.
 
Usai dilantik sejak pukul 14.00 WIB Darmin hadir dalam rapat di Komisi XI DPR RI bersama dengan Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana dan sejumlah staf lain. Rapat pemerintah bersama Bank Indonesia dan Komisi XI ini membahas asumsi makro ekonomi atas pengajuan RUU APBN 2011.
 
Tapi ternyata ucapan selamat itu membuka kritikan hebat dari para anggota Komisi XI yang lain. Dua perwakilan yang menyampaikan pandangan atas asumsi makro yang disampaikan pemerintah benar-benar dikritik habis. Darmin Nasution dan Agus Martowardojo ditekan agar bersedia memenuhi permintaan anggota DPR itu.
 
"Kalau tidak setuju, kami minta agar ini tidak disetujui. Saya bersedia berdebat sampai pagi untuk mempertahankan argumen-argumen saya," ujar Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Aziz.
 
Darmin ditunjuk langsung oleh Harry Azhar, terutama untuk SBI tiga bulan yang diminta lebih rendah dari enam persen. "Dulu yang disepakati kisarannya 6,2-6,5 persen. Saya termasuk yang tidak setuju 6,5 persen tapi di nota keuangan 6,5 persen," kata dia.
 
Tak hanya pada pejabat sekarang, Darmin dan Agus Marto, Harry mengaku sudah meminta penjelasan dari menteri-menteri di Kabinet Indonesia Bersatu pertama (KIB I). "Tapi tak ada yang bisa menjelaskan," ujarnya.
 
"Saya minta SBI lebih rendah karena itu penting untuk menggerakkan investasi di Indonesia. Harusnya bisa lebih rendah dari angka itu. Pemerintah dan BI agar menekan itu," kata Harry.
 
Harry mengaku kecewa dengan penjelasan Darmin yang menyebut SBI (masih tinggi) karena dipengaruhi faktor luar. "Alasanya ini krisis Yunani tapi alasanya apa tidak pernah bisa dijawab oleh pemerintah dan pejabat sebelumnya, berapa dampak sebenarnya? saya minta ini jadi bukan hanya alasan normatif," kata dia.
 
Hal yang sama juga dilontarkan anggota lain, Arif Budimanta. Tapi ia menekankan pemerintah tidak sinkron antara apa yang disampaikan dengan dengan RKP (rencana kerja pemerintah) yang sudah disusun.
 
"Ini RKP sudah disusun Bappenas setinggi bantal guling tapi target capaian yang ingin dicapai itu baik malah tidak dijelaskan dalam pasal-pasal RUU APBN 2011, ini bagaimana," ujar Arif.

Pengakuan Jujur Pelatih Dewa United Usai Dikalahkan Pelita Jaya
Penumpang bus mengenakan sabuk pengaman

Kecelakaan Maut Terjadi Lagi, Bus Harusnya Wajib Sediakan Sabuk Pengaman di Kursi Penumpang

Kecelakaan maut yang melibatkan bus kembali terjadi dan menelan korban jiwa di Ciater, Subang. Padahal, Perusahaan Otobus diwajibkan menyediakan sabuk pengaman di kursi.

img_title
VIVA.co.id
12 Mei 2024