Pelecehan Siswa SMK Telkom

Pelajar NU Sesalkan Oknum Kiai Cabul

VIVAnews - Maraknya pemberitaan di media mengenai kasus pencabulan Kiai AHM terhadap puluhan siswa SMK Telkom Terpadu AKN Marzuqi, Pati, Pati, Jawa Tengah mendapat respon serius oleh Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU).

Ketua Pimpinan Pusat IPNU, M Rikza Chamami menjelaskan bahwa di pesantren tidak ada pendidikan mengenai sodomi atau perilaku seks yang menyimpang. "Kami menyesalkan bila ada prilaku kiai yang cabul, karena itu sudah melanggar norma agama," ujar Rikza dalam keterangan pers yang diterima VIVAnews, Rabu 24 Desember 2008.

Pesantren merupakan salah satu model pendidikan yang sudah lama mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan pesantren merupakan cikal bakal dari sistem pendidikan Islam yang ada di tanah air ini. "Di pesantren itu semua ajarannya sesuai dengan perintah al-Qur’an dan Hadits," tutur alumni Ponpes Darunnajah Semarang ini.

Keberhasilan pesantren dalam melaksanakan tugas pendidikan tidak diragukan lagi. Telah banyak bukti nyata akan partisipasi pesantren dalam memajukan bangsa. Dengan alumni pesantren yang banyak tampil di tengah-tengah masyarakat sebagai pembawa obor dan penggerak laju pembangunan, masyarakat semakin yakin akan pentingnya pesantren.

Dia meminta kepolisian mengungkap secara gamblang kontroversi ini. Sejauh ini Komite Menengah Kejuruan (SMK) Telkom Terpadu AKN Marzuqi Pati membantah sesepuhnya, KH Ahmad Khoirun Nasihin Marzuqi, melakukan tindakan pencabulan dan tindakan kekerasan kepada sejumlah siswa dan guru.

Sebagaimana dinyatakan Ketua Komite SMK Telkom H Noor Faizin, menuding para pelapor menyebarkan fitnah untuk merusak kharisma kiai yang dikenal dekat dengan para pejabat tinggi itu. Untuk itu, IPNU berharap pihak berwajib mengungkap dan menegakkan hukum yang berlaku. "Jangan hanya dekat dengan pejabat lalu kemaksiyatan ini tidak bisa diungkap," tegasnya.

Fakta hukum harus dicari dan dibuktikan. Semua bentuk kekerasan dalam dunia pendidikan, terutama kekerasan seksual harus dihapuskan. Jangan sampai dunia pendidikan yang suci dinodai dengan perilaku amoral, yang menjadikan kesucian pendidikan menjadi rapuh.

"Untuk menyelamatkan masa depan para siswa, maka pihak Depdiknas diminta memfasilitasi sekolah lanjutan bagi para korban dan melakukan proses rehabilitasi," ujarnya.

Pemkot Solo Siapkan Nobar Laga Timnas Indonesia di Depan Balai Kota
PP Muhammadiyah menggelar halalbihalal bersama 1.000 difabel

Bentuk Kepedulian Muhammadiyah Buat Penyandang Difabel

MPKS PP Muhammadiyah menggelar halalbihalal inklusif dengan 1.000 difabel bersama Himpunan Disabilitas Muhammadiyah.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024