- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda Swaray Goeltom, kembali harus menghadapi penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi. Kali ini dia diminta bersaksi untuk tersangka suap Nunun Nurbaeti Daradjatun.
"Diperiksa untuk tersangka NN," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Priharsa Nugraha, di Jakarta, Selasa 20 September 2011.
Miranda yang sudah tiba berbarengan dengan pimpinan Badan Anggaran DPR enggan berkomentar kepada wartawan.
Dalam persidangan, Miranda mengakui membiayai pertemuan di Hotel Dharmawangsa dengan kader PDI Perjuangan. Pertemuan digelar sebelum pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia di DPR pada 2004.
"Makanannya sudah disiapkan di Bimasena (Hotel Dharmawangsa), tapi bill-nya (tagihan) saya yang bayar. Saya cuma baca di koran kalau PDIP mendukung saya," kata Miranda dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Selatan, Rabu 25 Mei 2011.
Majelis Hakim Suediya kembali menanyakan, atas dasar inisiatif siapa pertemuan itu dilakukan dan dalam rangka apa? Miranda menjawab, "Lupa."
Miranda tak ingat siapa menentukan pertemuan itu. "Tapi itu berlangsung begitu saja dengan tanya jawab, mau di mana dan sebagainya kemudian ditentukan di Bimasena. Tidak untuk masalah pencalonan," kata dia.
Dalam kasus ini KPK akhirnya menetapkan PT Wahana Esa Sejati, Nunun Nurbaeti Daradjatun, sebagai tersangka. Nunun diduga memberikan sesuatu kepada anggota Dewan dalam kasus cek perjalanan ini.
Kendati demikian, istri mantan Wakil Kapolri Jenderal Purnawirawan Adang Daradjatun itu belum diketahui pasti keberadaannya, antara di Singapura dan Thailand. KPK akan mengajukan pencabutan paspor milik Nunun. (eh)
Pujian Keluarga Rizky Febian untuk Mahalini Raharja
Sempat tuai pro dan kontra atas hubungan mereka semasa pacaran dahulu, kini Rizky Febian membuktikan bahwa ia sudah berhasil membuat Mahalini menjadi mualaf.
