Fira Basuki dan Kisah Para Ibu

Fira Basuki
Sumber :
  • Twitter
VIVAlife -
Neraca Perdagangan RI Surplus 4 Tahun Beruntun, Capai US$3,56 Miliar di April 2024
Bagi Fira Basuki, menulis seperti menjadi makanan pokok dalam kehidupannya. Ribuan kata diolahnya menjadi sebuah susunan kalimat sehingga muncul suatu cerita menarik. Namun dalam menulis buku barunya ini, Fira mengakui mendapat kesulitan.

Gempa Bumi Lombok, Satu Korban Tertimpa Bangunan

Kemarin, Kamis 31 Januari 2013, Fira Basuki telah meluncurkan buku ke 27 berjudul
PSI Jakarta Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Jaring Kandidat Potensial Maju Pilgub
'Cerita di Balik Noda: 42 Kisah Inspirasi Jiwa'. Buku ini diangkat dari 38 cerita para ibu mengenai anak-anak mereka dan empat lainnya adalah cerita pribadinya.


Dalam menyelesaikan bukunya kali ini, ia juga tak khawatir soal tenggat waktu. Namun, tetap saja, sejumlah kesulitan ia rasakan saat menggarap buku ini.

"Ada ratusan tulisan yang harus saya pilih sendiri untuk kemudian ditulis kembali dengan gaya penulisan saya. Ada beberapa tulisan yang tidak fokus. Cerita yang ditulis itu belum jelas arahnya kemana, namun benang merahnya sudah ada. Jadi saya mencoba untuk menyederhanakan dan memperluas makna dalam tulisan," ungkap Fira saat peluncuran bukunya di kawasan Plaza Sentral, Jakarta.

Akan tetapi, bagi wanita yang juga penulis novel Jendela-Jendela, kondisi seperti itu, justru membuatnya lebih tertantang dalam menghadirkan sebuah buku yang ringan dan enak dibaca.

Selain itu, Fira juga mencoba untuk menghadirkan banyak sudut pandang dalam buku barunya setebal 248 halaman ini. Ia bukan hanya menggunakan sudut pandang wanita sebagai para ibu, melainkan juga menggunakan sudut pandang anak dan pria di dalamnya.

"Saya berharap buku ini bisa menginspirasi banyak orang dan bisa menyentuh semua lapisan masyarakat dari berbagai pihak. Sebab buku ini diciptakan untuk mengingatkan kembali tentang rasa berbagi dan membangkitkan semangat baru," katanya.
Stafsus Menag, Wibowo Prasetyo (tengah)

Stafsus Menag: Era Digital, Guru PAI Harus Adaptif dan Jadi Penjernih

Peran guru pendidikan agama Islam (PAI) di Indonesia sangat strategis dalam membentuk karakter anak didik yang matang di tengah tantangan era digital saat ini.

img_title
VIVA.co.id
15 Mei 2024