Sumber :
- REUTERS/Bobby Yip
VIVAnews
- Para pejabat keuangan Korea Selatan hari ini memperingatkan bahwa ketegangan negara mereka dengan Korea Utara dalam beberapa pekan terakhir bisa menimbulkan dampak yang tidak baik bagi pasar. Pada akhirnya ketegangan yang terus-menerus itu bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi Korsel, yang merupakan kekuatan ekonomi nomor empat di Asia ini.
Menurut kantor berita
Reuters
, peringatan itu merupakan hasil pertemuan darurat para pejabat keuangan Korsel dalam menghadapi krisis di Semenanjung Korea. Mereka berjanji menyiapkan langkah-langkah antisipatif bila pasar menjadi tidak stabil.
Baca Juga :
Prabowo Aktif Temani Jokowi, Pakar Politik: Menandakan Transisi Pemindahan Berjalan Mulus
Baca Juga :
Cak Imin Rahasiakan Calon dari PKB Untuk Pilgub Jatim: Kalau Bocor Ketahuan Khofifah Bahaya
Para pelaku pasar sudah risau dengan kabar bahwa Korut sudah mengancam bakal menyerang AS dan pangkalan-pangkalannya dengan tembakan rudal. Selain itu Korut menutup kompleks industri bersama, Kaesong, di dekat perbatasan sehingga tidak bisa dimasuki para pekerja asal Korsel dalam beberapa hari terakhir. Bahkan Pyongyang menantang Seoul untuk kembali saling serang seperti Perang Korea 1950-1953.
"Pasar biasanya tidak begitu khawatir atas ancaman-ancaman Korut. Namun kali ini berbeda, karena Korut tampak bersedia mengorbankan Kaesong dan ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Park Hyung-joon, ekonom dari Meritz Securities.
Sementara itu kalangan investor berharap Bank Sentral Korsel akan menurunkan suku bunga saat menggelar pertemuan pada 11 April mendatang. Penurunan ini mereka anggap penting untuk mendongkrak investasi korporat dan belanja konsumen. (kd)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Para pelaku pasar sudah risau dengan kabar bahwa Korut sudah mengancam bakal menyerang AS dan pangkalan-pangkalannya dengan tembakan rudal. Selain itu Korut menutup kompleks industri bersama, Kaesong, di dekat perbatasan sehingga tidak bisa dimasuki para pekerja asal Korsel dalam beberapa hari terakhir. Bahkan Pyongyang menantang Seoul untuk kembali saling serang seperti Perang Korea 1950-1953.