Sumber :
- REUTERS/Oxitec Ltd./Handout
VIVAnews -
Tim peneliti dari Ohio State University, Amerika Serikat, berhasil menemukan bahan kimia yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada nyamuk.
Temuan ini berpotensi menjadi cara baru mengembangkan insektisida alias obat pembasmi serangga, terutama untuk membunuh nyamuk penyebar penyakit berbahaya, seperti malaria dan demam berdarah.
"Nyamuk betina sangat bergantung pada ginjalnya
(Malphigi tubulus)
ketika menyedot darah manusia. Ginjalnya berfungsi untuk menyaring air dan garam pada darah, lalu mengeluarkannya menjadi urin," kata Piermarini.
Piermarini menambahkan, nyamuk yang memiliki gangguan ginjal akan sulit untuk melarikan diri dari manusia. Selain itu, nyamuk-nyamuk juga akan sangat sulit untuk menghisap darah manusia.
"Dengan penemuan generasi terbaru bahan kimia perusak ginjal nyamuk, maka penyakit-penyakit berbahaya yang disebarkan oleh nyamuk diharapkan bisa diminimalisir," ungkapnya.
Mengurangi Malaria
Metode pengendalian nyamuk dengan merusak ginjalnya menjadi cara baru mengendalikan nyamuk-nyamuk yang kebal terhadap insektisida, khususnya untuk memerangi penyakit malaria.
Saat ini, penyakit malaria diketahui membunuh hampir satu juta orang setiap tahunnya. Sementara itu, demam berdarah menginfeksi ratusan juta orang setiap tahunnya.
Penelitian dari Ohio State University ini didanai sebesar US$1,4 juta, setara Rp13 miliar oleh Foundation for the National Institutes dan Bill & Melinda Gates Foundation.
Sementara itu, hasil penelitian ini sudah diterbitkan dalam Jurnal PLoS ONE pada 29 Mei 2013. (asp)
Halaman Selanjutnya
"Nyamuk betina sangat bergantung pada ginjalnya