Investor Dalam Negeri Mulai Tinggalkan Jakarta

kunjungan wakil menteri keuangan Mahendra Siregar
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan bahwa pada kuartal III tahun ini, realisasi investasi penanaman modal dalam negeri (PMDM) semakin bergeser dari Ibukota.

Tumbuhnya industri manufaktur dan jasa di Indonesia menjadi alasan terjadinya hal tersebut.

Kepala BKPM Mahendra Siregar, Rabu 23 Oktober 2013, mengungkapkan bahwa pada kuartal III, PMDN terbesar terdapat di Jawa Tengah yaitu sebesar Rp9,7 triliun. Posisi kedua ditempati Jawa Timur dengan PMDM Rp8,8 triliun, ketiga Provinsi Riau sebesar Rp2 triliun, dan Jawa Barat pada posisi keempat sebesar Rp1,9 triliun.

"Ada pergeseran industri di Indonesia, dari industri primer atau padat modal bergerak ke sekunder atau padat karya. Nampaknya, Jateng dan Jatim menjadi lokasi yang kompetitif untuk investasi manufatur," ujarnya, saat ditemui di kantornya.

Gugatan David Tobing Ditolak, Pengadilan Bebaskan Rocky Gerung Bicara di Berbagai Forum
Dirinya mengatakan bahwa sementara itu, investasi di daerah Ibukota atau sekitarnya saat ini membutuhkan biaya investasi yang besar. Selain karena permintaan sumber daya manusia yang berkualitas, biaya produksinya pun tinggi.

Tiket MotoGP Indonesia 2024 Sudah Bisa Dibeli, Harga Mulai Rp350 Ribu
"Kalau Jakarta, kita tahu betul-betul investasi yang butuh tenaga kerja terampil dan semi terampil,  jadi agak susah dilakukan. Tapi kalau lihat dari daerah sekitarnya, seperti Bogor dan sekitarnya masih bisa kompetitif," tambahnya.

Queen of Tears Geser Crash Landing on You Sebagai Drama dengan Rating Tertinggi di tvN
Meski demikian, Mahendra menyambut baik semakin meningkatnya investasi dalam negeri saat ini. Hal tersebut, membuktikan ada keseimbangan baru pola investasi di Indonesia, merespon kondisi ekonomi global saat ini.

Tercatat pada kuartal III tahun ini, total PMDM mencapai Rp33,5 triliun atau meningkat sebesar 32,9 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sementara itu , PMA mencapai Rp67 triliun, meningkat 18 persen dari periode yang sama tahun lalu.

"Ini bukan menggantikan tapi saling melengkapi, karena PMA-nya juga tidak turun," ungkapnya. (sj)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya