Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews -
Emas merupakan logam mulia yang memiliki nilai tinggi. Dulu kala, emas dipakai sebagai simbol persembahan bagi para dewa. Dan sampai kini pun prestise logam itu masih sama, dibuat jadi perhiasan dan juga investasi.
Mengenai asal-usul emas, orang kuno biasanya menghubungkan logam ini dengan dewa dan meyakini emas berasal dari langit.
Baca Juga :
Kemenag Beri Penjelasan Jobdesk 2 Pegawai Non Muslim Jadi Panitia Jemaah Haji di Parepare
Baca Juga :
Digugat Cerai Wina Natalia, Ini Deretan Kontroversi Anji dari Kasus COVID-19 Hingga Narkoba
Ledakan yang merupakan hasil tabrakan bintang mati, bintang neuron itu diduga menjadi kekuatan dominan seluk-beluk penciptaan emas.
"Kami memperkirakan, jumlah emas yang dihasilkan dan dikeluarkan selama tabrakan dua bintang neutron mungkin sebesar 10 massa bulan," jelas Edo Berger, penulis utama studi dalam hasil risetnya.
Teori ini mengatakan, emas yang terbentuk bisa sampai ke Bumi karena diangkut oleh hujan meteor dari luar angkasa, setelah pembentukan Bumi 4,5 miliar tahun lalu.
Maka peneliti berasumsi, emas akan bercampur dengan batu cair dan tenggelam ke dalam inti planet dengan material lainnya. Tapi, seiring berkembangnya waktu, emas biasanya ditemukan di permukaan Bumi.
Pemikiran ini meyakini bahwa tabrakan hujan meteor terjadi pada masa awal siklus Bumi, yang mengakibatkan permukaan Bumi kaya akan logam mulia.
Halaman Selanjutnya
Ledakan yang merupakan hasil tabrakan bintang mati, bintang neuron itu diduga menjadi kekuatan dominan seluk-beluk penciptaan emas.