Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Bank Indonesia mengungkapkan, pelemahan rupiah yang terjadi saat ini merupakan proses transisi menuju keseimbangan baru. Kekuatan rupiah ke depannya akan bergantung pada pergerakan pasar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Difi A Johansyah, di kantornya, Kamis 28 November 2013, mengungkapkan, beberapa waktu lalu, saat rupiah di kisaran Rp11.400-11.500 per dolar AS, keseimbangan baru tersebut sudah menunjukkan stabilitasnya.
"Pada saat itu, kami
happy
, karena pasar itu bekerja. Ada yang mau jual valas, ada yang mau beli valas, ketemu kan. Itu, karena ada kestabilan di level tersebut, itu kami sepakat," ujarnya.
Namun, di tengah ketidakstabilan ekonomi global saat ini, ada kalanya pasar tidak bekerja dengan maksimal. Pada saat itu, fungsi BI dalam menjaga dan mengawal nilai rupiah dilakukan.
Berdasarkan data
Reuters
, rupiah pada hari ini menyentuh level Rp12.000 per dolar AS. Rupiah sempat menyentuh level tertinggi Rp12.000, sebelum kembali bertengger di kisaran Rp11.990 per dolar AS.
Sementara itu, pagi tadi, rupiah masih berada di posisi Rp11.930 per dolar Amerika. Rupiah melemah 117 poin dibanding sehari sebelumnya di level Rp11.813 per dolar AS.
UTBK 2024 Dimulai, 11.091 Peserta SNBT Ikut Tes di UNNES Semarang
UTBK dijadwalkan berlangsung selama 7 hari yaitu 30 April serta 2-7 Mei 2024.
VIVA.co.id
30 April 2024
Baca Juga :