Pemerintah Optimis Tren Surplus Perdagangan Bakal Berlanjut

Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
- Menteri Keuangan, M. Chatib Basri mengaku optimis surplus transaksi perdagangan Indonesia ke depannya akan terus mengalami surplus. Sampai Februari 2014 perdagangan Tanah Air telah mengalami surplus sebesar US$341 juta.


Di kantornya, Selasa 1 April 2014, Chatib mengungkapkan, optimisme tersebut didasari beberapa hal, antara lain perbaikan harga komoditas ekspor nasional seperti naiknya harga
crude palm oil
(CPO) dan harga batu bara yang mengalami kenaikan harga internasional.


"
Trade
surplusnya US$785 juta, jauh lebih bagus dari perkiraan saya," ujarnya.


Chatib juga mengatakan, turunnya impor manufaktur akibat melambatnya investasi dikarenakan tingginya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), akan berdampak positif pada neraca perdagangan. Sehingga potensi surplus tersebut akan berkelanjutan ke depannya.


"BI proyeksinya US$760 juta. BI yang lebih dekat benar kalau
gitu
dengan realisasinya. Saya bilang mudah-mudahan (kebijakan) BI benar," katanya.


Selain itu, menurutnya, penerapan instrumen pajak penghasilan (PPh) 22 terkait kegiatan impor barang konsumsi yang pada bulan lalu mulai diterapkan. Hal itu diklaim akan mampu menekan impor barang jenis itu.


"Jadi kelihatan dari situ, mestinya dengan tren ini kita bisa jaga surplusnya," kata Chatib.


Terkuak! SYL Juga Modalin Cucunya Sunatan Pakai Duit Korupsi di Kementan
Dalam kesempatan berbeda, Deputi Badan Pusat Statistik (BPS) Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Sasmito Hadi Wibowo, di kantornya, mengapresiasi kebijakan BI dan pemerintah dalam menekan defisit perdagangan saat ini.

1500 Orang Bakal Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Lapangan Banteng, Polisi Lakukan Ini

"Saya berikan
KPU Penuhi Hanya Dua dari Enam Permohonan ICW terkait Transparansi Sirekap
credit point kepada pemerintah dan BI yang berhasil melaksanakan desainnya, pilihannya jaga defisit, konsekuensinya pertumbuhan ekonomi itu agak diturunkan tapi inflasi rendah, itu kan karena rate naik, kan orang segan kredit," ujarnya.


Dia meyakini, desain ekonomi yang dilakukan saat ini utuk menekan defisit transaksi berjalan akan ditetapkan pada level tertentu. Sehingga pada akhirnya tidak membebani masyarakat maupun dunia usaha di Indonesia.


"Ya mungkin di level tertentu akan diturunkan lagi BI
rate
, sehingga ekspor kita bisa tancap gas lagi. BI kalau sudah menurunkan BI
rate
, berarti sudah
confidence
, kita tingkatkan ekspor dan pertumbuhan ekonomi lagi," katanya. (eh)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya