Sumber :
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews -
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk, Maryono, mengatakan bahwa konsolidasi perbankan memang menjadi keharusan dalam menghadapi tantangan ke depan.
Hal itu ditegaskan Maryono saat menjawab penyataan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo yang menilai bahwa konsolidasi bank menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk memperkuat perbankan nasional untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Menurut Maryono, konsolidasi itu tidak semata-mata dengan melaksanakan merger dan akuisi perusahaan seperti yang dilakukan perbankan di Malaysia.
"Kita mesti melihat arsitektur bank itu sendiri. Ada bank internasional, bank nasional, bank fokus, dan BPR (bank perkreditan rakyat)," ujar Maryono di sela acara buka bersama dengan media Senin 21 Juli 2014, di Jakarta. Selain itu, kata Maryono, juga tergantung dari regulator, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kata dia, BTN sejak awal berdiri telah didesain pemerintah sebagai bank perumahan. Ini dapat dilihat dari bisnis utamanya yang diharapkan mendukung program pemerintah dalam bidang nasional.
Baca Juga :
Gandeng Swiss Re Asia, IFG Perkuat Bisnis Jasindo Jadi Mitra Pengelolaan Manajemen Risiko BUMN
"Kembali lagi, bahwa konsolidasi tidak indentik dengan merger atau akuisisi. Konsolidasi bisa dilakukan dengan transformasi. Dan, BTN akan tetap fokus pada housing bank. Lagipula buat apa membentuk bank baru. Sedangkan BTN sudah berpengalaman selama 64 tahun fokus di perumahan," Maryono menegaskan. (ren)
Halaman Selanjutnya
"Kembali lagi, bahwa konsolidasi tidak indentik dengan merger atau akuisisi. Konsolidasi bisa dilakukan dengan transformasi. Dan, BTN akan tetap fokus pada housing bank. Lagipula buat apa membentuk bank baru. Sedangkan BTN sudah berpengalaman selama 64 tahun fokus di perumahan," Maryono menegaskan. (ren)