VIVAnews - Industri surat kabar di Amerika Serikat (AS) kini mengalami penurunan sirkulasi lebih cepat dari yang pernah terjadi. situasi itu kian memukul para pengelola koran yang sudah terpukul akibat anjloknya tingkat pendapatan dari iklan.
Biro Audit Sirkulasi di AS Senin 27 April 2009 mengungkapkan bahwa tingkat rata-rata penjualan surat kabar turun 7,1 persen selama periode Oktober2008 - Maret 2009. Penurunan itu dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2007-2008. Data itu terungkap dari penjualan 395 perusahaan surat kabar di penjuru AS.
Penurunan itu merupakan yang terparah dalam industri media cetak di Negeri Paman Sam sejak mulai mengalami kemunduran di awal dekade 1990-an. Erosi itu berlangsung makin cepat saat AS dilanda resesi ekonomi dalam 16 bulan terakhir. Akibatnya, untuk periode April - September 2008, tingkat penjualan turun 4,6 persen setelah sebelumnya turun 3,6 persen selama periode Oktober 2007 - Maret 2008.
Dalam laporan terkini, 11 dari 25 surat kabar terbesar di AS terus mengalami penurunan sirkulasi sebesar dua digit. The New York Post mengalami pukulan paling telak, dimana tingkat sirkulasi turun sampai lebih dari 20 persen, atau sekitar 144.000 eksemplar. Kini New York Post hanya menerbitkan 558.140 eksemplar per hari.
Koran-koran utama biasanya mendapatkan pemasukan sekitar 15 hingga 30 persen dari penjualan berlangganan dan eceran. Artinya, iklan merupakan pendapatan utama bagi surat kabar. Namun sumber pendapatan itu cenderung menurun.
Beberapa penyebabnya antara lain, mulai berkurangnya jumlah pelanggan di tengah resesi ekonomi. Selain itu, para pembaca kini cenderung lebih suka mengakses informasi melalui internet. Apalagi, sejumlah surat kabar memiliki edisi internet yang bisa diakses secara gratis.
Itulah sebabnya, saat sirkulasi edisi cetak menurun, para pengelola surat kabar menyaksikan peningkatkan pengunjung ke situs internet mereka. Dalam tiga bulan pertama tahun ini, peningkatkan itu sebesar 10,5 persen. Demikian menurut Nielsen Online, lembaga survei yang melakukan penelitian untuk Newspaper Association of America.
Masalahnya, meningkatnya jumlah pengunjung dan kunjungan di situs internet tidak menjamin naiknya pendapatan iklan untuk menutup kerugian di edisi cetak. Sejumlah pengelola surat kabar utama melaporkan turunnya pendapatan iklan antara 25 persen hingga 35 persen di triwulan pertama tahun ini. (AP)
VIVA.co.id
29 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Gerindra nampaknya bakal kembali menjadi lawan politik PKS di ajang Pilkada Depok 2024. Perseteruan dua partai besar ini diprediksi bakal berlangsung sengit.
Polisi Ringkus Pelaku Pencabulan DibWaykanan
Lampung
15 menit lalu
–Polsek Gunung Labuhan Polres Way Kanan Polda Lampung mengungkap pelaku diduga melakukan perbuatan cabul / asusila yang masih di bawah umur di Kecamatan Gunung Labuhan K
Wow! Drama Korea Queen Of Tears Cetak Sejarah dengan Rating Tertinggi Capai 24,8 Persen
Bandung
16 menit lalu
Drama Korea Queen of Tears telah menayangkan episode terakhirnya pada 28 April 2024. Selain itu, Drama tersebut juga berhasil mencetak rekor baru bagi drama perfilman Kor
Wakil Ketua I DPRD Kota Batu, Nurochman mengatakan jika hal itu menunjukkan bahwa Dishub tidak punya otoritas penuh untuk mengawasi dan mengelola perparkiran.
Selengkapnya
Isu Terkini