Penjualan ORI011 Lebihi Target, Domestik Bisa Diandalkan Biayai APBN

Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVAnews
Meski Ada Solusi Keringanan Pembayaran, BEM USU Tegas Menolak Kenaikan UKT
- Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan, menetapkan hasil penjualan dan penjatahan Obligasi Negara Ritel (ORI) 011, yaitu Rp21,22 triliun. Jumlah tersebut, lebih tinggi dari target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp20 triliun.

Nasib Program Kartu Prakerja di Era Prabowo-Gibran

Robert, saat ditemui di Kementerian Keuangan, Senin 20 Oktober 2014, mengungkapkan tingginya minat investor domestik ini, menandakan pembiayaan dari dalam negeri semakin bisa diandalkan di masa depan.
Kemah di Kampus, Mahasiswa Jepang Desak Rektor Putus Kerjasama dengan Israel


Seperti diketahui, ORI adalah instrumen surat utang pemerintah yang memang diperuntukan untuk investor dalam negeri, khususnya individu.


"ORI ini murni investor domestik dan masyarakat biasa, individu bukan institusi, ini menunjukan investor domestik mampu untuk memenuhi kebutuhan APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara)," ungkapnya.


Dia memaparkan, hasil penawaran ORI 011 pada 1-16 Oktober 2014 oleh 21 agen penjual yang ditetapkan menunjukkan total jumlah pemesan ORI011 mencapai 35.024 pemesan yang tersebar di seluruh Indonesia. Ada sebanyak 20.418 investor yang baru melakukan transaksi ini.


Jumlah pemesan terbanyak adalah yang membeli di kisaran Rp100 juta hingga Rp500 juta, atau sebesar 34 persen dari total yang diterbitkan.


Sementara itu, investor di DKI Jakarta masih yang terbesar berkontribusi dalam penjualan obligasi negara ini, yaitu sebesar 50,4 persen.


Sedangkan berdasarkan kelompok umur, jumlah pemesan terbesar ada pada kelompok usia 40 tahun yaitu mencapai hampir 73 persen dari total jumlah pemesan, dengan jumlah volume pemesanan sebesar Rp15,68 triliun.


Sebagai Informasi, ORI011 akan diterbitkan pada 22 Oktober mendatang dan jatuh tempo 15 Oktober 2017. Pembayaran kupon, atau imbal hasil akan dilakukan setiap tanggal 15 dan dimulai bulan depan, dengan imbal hasil sebesar 8,5 persen per tahun.


Setelah melewati semua proses tersebut, ORI011 akan mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 23 Oktober 2014. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya