Sumber :
- Reuters
VIVAnews
- Sebagian besar saham melemah pada penutupan perdagangan Senin di Bursa Efek New York, Amerika Serikat. Chevron dan Exxon Mobil termasuk di antara saham
blue chips
yang terpukul setelah harga minyak mentah jatuh ke level terendahnya dalam rekor dua tahun terakhir.
Seperti diberitakan
CNBC,
Selasa 4 November 2014, dari 366 perusahaan komponen S&P 500 yang telah melaporkan pendapatan untuk kuartal ketiga, lebih dari 75 persen telah memenuhi ekspektasi. Sementara itu, 58 persen telah membukukan pendapatan yang melampaui estimasi.
Baca Juga :
Momen Temu Alumni Wujudkan USAHID Unggul
"Kami masih melakukan rekonsiliasi dengan kinerja Oktober," ujar Jim Dunigan, analis investasi di PNC Wealth Management. Menurut dia, laba positif cenderung membantu menarik pasar dari kerugian di pertengahan bulan.
Setelah mendaki 20 poin ke rekor
intraday,
indeks Dow Jones Industrial Average turun sebanyak 50 poin. Indeks ini akhirnya ditutup melemah 24,28 poin (0,1 persen) ke level 17.366,24 Chevron memimpin kerugian saham
blue chips.
Sempat naik setelah pembukaan bursa, indeks S&P 500 kehilangan sebagian kecil keuntungannya dengan ditutup pada level 2.017,81. Saham sektor energi paling terpukul karena harga minyak mentah anjlok hingga di bawah US$79 per barel.
Diamond Offshore Drilling, QEP Resources, Noble, dan Transocean berada di antara saham perusahaan-perusahaan energi yang menurun.
Melangkah ke "teritori merah" di akhir sesi Senin, indeks Nasdaq justru ditutup naik 8,17 poin (0,2 persen) ke level 4.638,91. Volume perdagangan di Bursa Efek New York mencapai hampir 800 juta saham yang ditransaksikan dengan volume komposit melampaui 3,5 miliar saham. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kami masih melakukan rekonsiliasi dengan kinerja Oktober," ujar Jim Dunigan, analis investasi di PNC Wealth Management. Menurut dia, laba positif cenderung membantu menarik pasar dari kerugian di pertengahan bulan.