Sumber :
- Reuters
VIVAnews
- Sebagian besar saham melemah pada penutupan perdagangan Senin di Bursa Efek New York, Amerika Serikat. Chevron dan Exxon Mobil termasuk di antara saham
blue chips
yang terpukul setelah harga minyak mentah jatuh ke level terendahnya dalam rekor dua tahun terakhir.
Seperti diberitakan
CNBC,
Selasa 4 November 2014, dari 366 perusahaan komponen S&P 500 yang telah melaporkan pendapatan untuk kuartal ketiga, lebih dari 75 persen telah memenuhi ekspektasi. Sementara itu, 58 persen telah membukukan pendapatan yang melampaui estimasi.
Laporan ekonomi Senin kemarin yang disampaikan Institute for Supply Management mengukur indeks kegiatan manufaktur naik ke level 59 pada Oktober. Data lain menunjukkan bahwa belanja konstruksi turun 0,4 persen pada September.
Baca Juga :
Pole Position Pertama bersama Gresini, Marc Marquez Mantap Incar Podium MotoGP Spanyol 2024
Sempat naik setelah pembukaan bursa, indeks S&P 500 kehilangan sebagian kecil keuntungannya dengan ditutup pada level 2.017,81. Saham sektor energi paling terpukul karena harga minyak mentah anjlok hingga di bawah US$79 per barel.
Diamond Offshore Drilling, QEP Resources, Noble, dan Transocean berada di antara saham perusahaan-perusahaan energi yang menurun.
Melangkah ke "teritori merah" di akhir sesi Senin, indeks Nasdaq justru ditutup naik 8,17 poin (0,2 persen) ke level 4.638,91. Volume perdagangan di Bursa Efek New York mencapai hampir 800 juta saham yang ditransaksikan dengan volume komposit melampaui 3,5 miliar saham. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sempat naik setelah pembukaan bursa, indeks S&P 500 kehilangan sebagian kecil keuntungannya dengan ditutup pada level 2.017,81. Saham sektor energi paling terpukul karena harga minyak mentah anjlok hingga di bawah US$79 per barel.