Pengamat: Dirut Baru Garuda Sebaiknya dari Eksternal

Garuda Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta
VIVAnews
Profil Timnas Kroasia di Piala Eropa 2024: Mimpi Terakhir Luka Modric Bawa Juara?
- PT Garuda Indonesia Tbk akan kehilangan direktur utamanya, setelah Emirsyah Satar mengundurkan diri. Maskapai pelat merah ini membutuhkan pengganti yang bisa menstabilkan keadaan Garuda.

Joko Anwar Pamit Sementara dari Film Horor Indonesia, Kenapa?

"Yang dibutuhkan Garuda itu adalah orang yang bisa mengoperasionalkan Garuda, bukan yang menyemangatkan. Garuda harus distabilkan, bukan dikembangkan," kata pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu, ketika dihubungi
10 Provinsi dengan Jalan Rusak Terbanyak di Indonesia, Lampung Peringkat Berapa?
VIVAnews, Kamis 11 Desember 2014.


Said mengatakan, ada dua persoalan yang kini tengah dihadapi Garuda, yaitu terkait operasional dan finansial. Dia mengatakan, Garuda mengoperasionalkan pesawat yang terlalu banyak, sehingga biaya operasional membebani keuangan.

"Jadi, yang dibutuhkan itu orang yang bisa menstabilkan Garuda," kata dia.

Harus Eksternal
Said mengatakan, kriteria lainnya adalah orang itu harus berasal dari luar perseroan. Hal ini bertujuan agar masalah perusahaan bisa ditangani secara baik. Tentunya orang itu adalah orang yang punya rekam jejak baik.

"Kalau lagi bermasalah, mendingan eksternal supaya dia bisa jernih menata kebijakan tanpa sungkan. Kalau orang dalam, yang ada dia malah bertahan terus (dengan kondisi itu). Itu kalau pengalaman saya," kata dia.

Said pun mencontohkan dirut-dirut perusahaan pelat merah yang berasal dari luar perseroan yang dinilai sukses "memperbaiki" BUMN-BUMN. Sebut saja mantan Dirut PT Bank Mandiri Tbk, Agus Martowardojo, dan mantan Dirut KAI, Ignasius Jonan.

"Waktu Bank Mandiri goncang, Agus Martowardojo masuk. Terus, ada Jonan (Ignasius Jonan) yang masuk," kata dia. (art)

Baca juga:



Ilustrasi berhenti merokok.

Pemerintah RI Bisa Tiru Negara Eropa Terkait Upaya Mengurangi Prevalensi Perokok

Swedia jadi salah satu negara yang sukses terapkan produk alternatif tembakau jadi bagian kampanye berhenti merokok.

img_title
VIVA.co.id
25 Mei 2024