- menul.my.id
VIVAnews - Rata-rata gaji pekerja di Indonesia diperkirakan bakal naik 10 persen pada tahun depan. Demikian data survei yang dirilis oleh konsultan Haygroup Global.
Mengutip siaran pers dari laman resminya, Jumat 12 Desember 2014, Indonesia masuk sebagai negara dengan prediksi kenaikan gaji terbesar kedua di kawasan Asia setelah Vietnam (11,4 persen). Sementara, Tiongkok ada di posisi tiga dengan prediksi rata-rata kenaikan gaji sebesar 8 persen.
Data survei diambil dari Hay Group Paynet, yang mengelola data lebih dari 16 juta pekerja pada 24.000 organisasi (perusahaan), di 110 negara. Laporan ini juga mengacu pada data inflasi dari Economist Intelligence Unit untuk menentukan seberapa efektif kenaikan gaji bagi setiap negara yang disurvei.
Kenaikan riil pada gaji mempertimbangkan pada inflasi. Jadi, prediksi angka kenaikan gaji di Indonesia tidak mutlak 10 persen. Untuk mendapat angka kenaikan gaji yang nyata, perlu dikurangi angka inflasi.
Lembaga survei itu memperkirakan inflasi Indonesia tahun ini sebesar 5,6 persen. Artinya, angka riil kenaikan gaji di Tanah Air diperkirakan berkisar 4,4 persen.
Tingginya angka harapan peningkatan gaji tersebut didasarkan pada perebutan SDM unggulan (talent war) oleh perusahaan. Utamanya, golongan manajer berpengalaman dan lulusan baru perguruan tinggi.
Bila dirata-rata seluruh wilayah Asia, gaji di region ini diprediksi bakal meningkat hingga 6,8 persen. Jumlah itu menurun 0,2 persen dibanding tahun lalu.
"Mereka yang tinggal di negara-negara Asia harus sangat senang, dengan pendapatan riil (setelah dikurangi inflasi) yang naik, rata-rata 3,1 persen," ujar Ben Frost, konsultan di Hay Group.
Bila dihitung secara global (Amerika, Eropa, Timur Tengah) maka kenaikan gaji berkisar di angka 5,4 persen.
Baca juga:
Pelatih PSIS Yakin Adi Satryo Bisa Jadi Kiper Utama Timnas Indonesia
Pelatih PSIS Semarang, Gilbet Aguis memberi penilaiannya terhadad Adi Satryo. Dia mengatakan kiper berusia 22 tahun tersebut masih bisa berkembang jauh lebih baik.
