Sumber :
- PIXSELL/vantagenews.co.uk
VIVA.co.id
- Google Glass tak lagi dipasarkan mulai 19 Januari kemarin. Pengamat mengatakan, selain harga yang mahal, privasi juga menjadi kendala orang menggunakan Google Glass.
Dilansir melalui
Daily Finance
, Selasa 20 Januari 2015, pengamat Rick Aristotle mengatakan setidaknya ada tiga hal yang diperkirakan membuat Google Glass dianggap tidak berhasil.
Pertama,
karena harganya terlalu mahal. Saat dijual ke pasar, harga satu unit kacamata pintar itu mencapai US$1.500 atau hampir Rp20 juta. Saat diteliti oleh Tech Insight, dengan memreteli satu persatu komponen dalam Glass, diketahui harga produksi satu unit Glass hanya sekitar US$79,78.
Kedua,
menurut Aristotle, banyak orang yang khawatir akan fungsi Google Glass. Pasalnya, Glass bisa mengambil gambar atau merekam video tanpa ketahuan. Bahkan sebuah aplikasi juga memungkinkan pengguna Glass memindai dan memberikan data pribadi. Beberapa waktu lalu, asosiasi pemilik bioskop global menyatakan pelarangan menggunakan Google Glass di dalam teater untuk mencegah maraknya pembajak film secara diam-diam.
Ketiga,
tidak ada tempat bagi Google Glass. Sebelumnya Sergey Brin dan Larry Page berupaya mencocokkan Glass dengan dunia fashion. Namun seperti halnya asesoris untuk gaya, Glass dianggap tidak terlalu fashionable dan stylish. Meskipun frame-nya dapat diganti-ganti, tetap saja kacamata itu tidak cukup bergaya untuk digunakan para sosialita.
Baca Juga :
DJKI Ingatkan Pentingnya Peran Perempuan dalam Sistem KI Melalui Seminar Perempuan Indonesia
Namun, kegagalan tersebut tak menjadi keterpurukan, malah Google tetap akan mengembangkan kacamata pintar tersebut menjadi lebih baik lagi.
Menurut juru bicara Google mengatakan perusahaannya akan menggunakan teknologi dengan menilik hasil kegagalan versi kemarin, sehingga dapat memutuskan apa yang akan diperbaiki untuk Glass versi mendatang. Namun pembaruan terhadap perangkat lunak resmi Glass masih tersedia pada platform Google PlayStore.
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Namun, kegagalan tersebut tak menjadi keterpurukan, malah Google tetap akan mengembangkan kacamata pintar tersebut menjadi lebih baik lagi.