Menperin Dorong Investor Jepang Tingkatkan Ekspor dari RI

Menperin Saleh Husin
Sumber :
  • Dok. Menperin

VIVA.co.id - Menteri Perindustrian, Saleh Husin, meminta para pemimpin puncak perusahaan asal Jepang yang berbisnis di Indonesia meningkatkan investasi dan mendongkrak ekspor.

Hal itu disampaikan secara langsung oleh Menperin di Tokyo saat mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu para pengusaha dan investor Jepang untuk membahas peningkatan kerja sama dan investasi di Indonesia.

Sejumlah pimpinan perusahaan besar Jepang yang ditemui antara lain Chairman Inpex Corporation, Naoki Kuroda, Representative Director/Executive Vice President Mitsui & Co Ltd, Shintaro Abe, dan President Tokyo Gas, Michiaki Hirose.

Saleh mencontohkan salah satu perusahaan Jepang, Mitsui yang hampir 100 tahun berinvestasi di Indonesia serta akan terus mengembangkan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dan pelabuhan Tanjung Priok.

"Termasuk juga kerja sama investasi dengan Yamaha untuk meningkatkan produksi motor R25 yang berkapasitas mesin 250cc dengan tujuan pasar ekspor ke beberapa negara di Amerika, Eropa dan Jepang,” kata Saleh, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Minggu 15 Maret 2015.

Dia menjelaskan, pertemuan itu juga berbuah komitmen beberapa pengusaha besar Jepang menanamkan investasinya di Indonesia. Selain itu, perusahaan yang sudah lama berinvestasi di Indonesia akan terus memperbesar jumlah investasinya.

Menurut Saleh, sektor yang akan dikembangkan di antaranya otomotif, infrastruktur, migas, dan kelistrikan.

"Saya berharap para investor Jepang terus meningkatkan kapasitas produksi dan memperbesar ekspor barang-barang yang diproduksi di Indonesia," ungkapnya.

Dengan demikian, diharapkan turut mengembangkan industri nasional, menciptakan nilai tambah, memperluas lapangan kerja, dan menghasilkan devisa.
 
"Jadi tidak hanya memanfaatkan pasar domestik kita, tapi juga punya paradigma ekspor," papar Saleh.

Ciptakan Iklim Investasi Kondusif

Selama kuartal pertama hingga ketiga pada tahun 2014, investasi Jepang di Indonesia tercatat sebesar US$2,04 miliar. Angka tersebut menempatkan Jepang pada posisi kedua setelah Singapura yang telah menanamkan modalnya di Indonesia sebesar US$4,89 miliar pada periode yang sama.

Terkait sektor industri, investasi tertinggi Jepang di Indonesia adalah industri kendaraan bermotor & alat transportasi dan industri logam dengan nilai investasi sebesar US$880,6 juta, dan industri mesin & elektronik dengan nilai investasi sebesar US$384,5 juta.

Menperin mengharapkan, para investor Jepang terus mengembangkan usahanya di Indonesia, karenanya pemerintah Indonesia terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif, antara lain dengan memberikan kemudahan perizinan melalui pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) pusat di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Negara Tujuan Investasi

Dia menambahkan, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar US$846 miliar dan populasi sebanyak 240 juta, Indonesia merupakan ekonomi dan pasar terbesar di Asia Tenggara.

Menurutnya, perluasan ekonomi di masa mendatang diharapkan dapat mencapai pertumbuhan yang lebih signifikan mengingat pertumbuhan domestik bruto (PDB) per kapita diperkirakan akan tumbuh empat kali lipat pada tahun 2020.

“Pengusaha Jepang menilai Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang sangat potensial. Terlebih lagi aktivitas perusahaan-perusahaan Jepang saat ini memang banyak yang ingin memperluas investasinya ke sejumlah kawasan Asia Tenggara, terutama di Indonesia,” ujar Menperin.

Berdasarkan ASEAN Business Outlook Survey 2014, Indonesia dinilai sebagai negara paling menarik untuk ekspansi bisnis yang diikuti Vietnam dan Thailand.

Diharapkan, ungkapnya, Indonesia dapat melanjutkan pertumbuhan ke level yang lebih tinggi sehingga menjadi negara berpenghasilan menengah dan sebagai negara dengan ekonomi terkuat di dunia di samping India dan Republik Rakyat Tiongkok. (One)

Gubernur Fukuoka Ingin Bisnis Otomotif RI-Jepang Diperkuat

Baca juga:


Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan

Jonan Surati Jepang Bangun Pelabuhan Pengganti Cilamaya

Disebutkan, Jepang paling lambat beri jawaban akhir Maret.

img_title
VIVA.co.id
4 Maret 2016