21-3-1960: Pembantaian di Afrika Selatan

Nelson Mandela
Sumber :
  • REUTERS
VIVA.co.id
- Polisi mengeluarkan tembakan membabi-buta di Sharpeville dekat Johannesburg, Afrika Selatan (Afsel), terhadap sekelompok demonstran kulit hitam yang tidak bersenjata, pada 21 Maret 1960.


Menurut laman
History
,
s
edikitnya 69 orang dilaporkan tewas dan 180 lainnya terluka. Para demonstran memprotes larangan yang dibuat pemerintahan kulit putih Afsel, Apartheid, untuk melarang perjalanan warga non-kulit putih.


Pembantaian di Sharpeville memicu aksi protes besar di Cape Town, dengan lebih dari 10.000 orang ditangkap sebelum pasukan pemerintah diturunkan, untuk mengembalikan ketertiban.


Insiden itu menambah keyakinian pemimpin anti-apartheid, Nelson Mandela, untuk meninggalkan prinsip non-kekerasan. Lalu menyusun kelompok paramiliter, untuk menentang sistem diskriminasi rasial.


Setelah beberapa aksi militer kecil, Nelson Mandela ditangkap dan divonis bersalah atas tuduhan pengkhianatan dada 1964. Dia dipenjara seumur hidup, tapi akhirnya dibebaskan setelah 27 tahun di penjara.


Mandela terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama Afsel pada 1994, menjabat hanya satu periode hingga 1999. Mandela menyatakan tidak ingin menjabat lebih lama dan mengumumkan pensiun dari politik pada 29 Maret 1999.

Kata Shin Tae-yong soal Nasib Timnas Indonesia U-23 di Olimpiade 2024

Selama menjabat, dia memotori rekonsiliasi agar bangsanya dapat berhenti menatap kekelaman di masa lalu, untuk mencapai kemajuan dengan menatap masa depan bersama.
Terungkap, Pengemudi Mobil Putih Tabrak Bus Kuning Ternyata Mahasiswa UI


Putri Amien Rais Ambil Formulir di PKB untuk Maju Wali Kota Yogyakarta
Setelah pensiun, dia memilih untuk menjalani kehidupan keluarga, jauh dari urusan politik hingga meninggal dunia pada 5 Desember 2013. (ren)


![vivamore="
Baca Juga
:"]



[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya