Target Saya TKI Tak Kembali ke Luar Negeri
- VIVAnews/ Mohamad Teguh
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo menunjuk Nusron Wahid sebagai kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Ia dipercaya menangani buruh migran yang selama ini selalu menyisakan persoalan.
Deretan masalah masih menyelimuti buruh migran Indonesia, mulai dari soal penempatan, keahlian hingga lemahnya perlindungan hukum.
Nusron berjanji, sedikit demi sedikit dia akan memperbaiki kondisi buruh migran Indonesia. Selain menertibkan perusahaan Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI), ia berjanji akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para TKI.
Tak hanya itu, Nusron berjanji akan berkoordinasi dengan sejumlah pemangku kebijakan guna melindungi buruh migran Indonesia di luar negeri.
Untuk mengetahui lebih detail mengenai persoalan TKI itu, VIVA.co.id mewawancarai pria yang juga menjabat sebagai ketua umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor ini. Wawancara dilakukan di kantor BNP2TKI, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Sebenarnya apa masalah yang dihadapi TKI?
Selama ini penderitaan atau titik derita TKI itu ada di 18 titik, ada 18 jenis pungli yang dihadapi TKI.
Kenapa itu bisa terjadi?
Hal ini akibat keamanan bandara yang berdampak terhadap TKI. Karena, kebetulan TKI ini orang yang tak banyak mengetahui informasi, karena mungkin mereka lama di luar negeri.
Lalu, apa yang akan Anda lakukan?
Kita mempunyai jalan perubahan.
Bisa dijelaskan?
Pertama, reformulasi bisnis model. Kedua, restrukturasi biaya. Ketiga, sumber-sumber biaya yang akuntabel. Keempat bagaimana nantinya bisa transaksi non tunai, baik di hulu maupun di hilir. Di hulu itu semua pembayaran-pembayaran dan beban-beban yang mendukung pemberangkatan dan penempatan TKI.
Kelima, kita harus melakukan perubahan struktur kelembagaan. Keenam, kita harus mempunyai sistem deteksi dini. Ketujuh, kita harus punya unit intelijen. Delapan, kita harus melakukan mediasi dan advokasi. Sembilan kita harus memperkuat basis pemberdayaan TKI.