Rupiah Melemah, Millenium Pharmacon Tetap Optimis

Waspada dan Hindari Obat Pengantar Maut
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Perusahaan distributor produk farmasi, PT Millennium Pharmacon International Tbk (berkode saham SDPC) mengaku, tantangan bisnis tahun ini masih berat lantaran kenaikan suku bunga perbankan dan depresiasi rupiah terhadap dolar AS.

Direktur Utama SDPC, Mohamad Muhazni bin Mukhtar, mengatakan bahwa meskipun tidak mudah, pihaknya masih optimistis kinerja perseroan dapat tumbuh di tahun ini.

"Kami melihat tantangan masih sangat hebat di 2015, tetapi kami berharap bisnis bisa tumbuh dobel digit," ujarnya di Jakarta, Kamis 2 April 2015.

Dia mengatakan, tantangan di tahun ini juga akan dipengaruhi oleh derpresiasi rupiah maupun kenaikan harga baham bakar minyak (BBM) di paruh pertama tahun ini. Muhazni menyebutkan, kenaikan BBM di pengujung 2014, berkontribusi sebesar 25 persen pada penurunan pendapatan.

"Meski ada penurunan di 2014, tetapi laba bersih kami masih positif Rp7,3 miliar. Kami tidak membagikan dividen, tetapi menahan laba 2014 sebagai modal. Ini untuk memperbaiki kinerja tahun ini," tuturnya.

Millenium Pharmacon Anggarkan Belanja Modal Rp10 Miliar

Selain itu, lanjutnya, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) telah memicu kenaikan bunga kredit perbankan yang akhirnya berimbas pada penurunan laba bersih SDPC di 2014. "Laba bersih kami terdampak dari kenaikan bunga bank," jelasnya.

Namun demikian, laba usaha di 2014 masih mencatatkan kenaikan hingga 10 persen. "Profit 2015, diharapkan lebih baik dari 2014, dan harus berada di atas 10,4 persen, atau lebih besar dari laba bersih di 2013," ujarnya.

Untuk diketahui, pada 2014, Millennium Pharmacon membukukan laba bersih Rp7,31 miliar, atau menurun 28,58 persen dibandingkan dengan perolehan di 2013. Sehingga, laba bersih per lembar saham pada 2014, menurun menjadi Rp10,05 dari sebelumnya Rp14,07 di 2013.

Pendapatan SDPC di 2014, meningkat menjadi Rp1,43 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,31 triliun. Laba kotor SDPC naik menjadi Rp131,53 miliar dari Rp120,46 miliar.

Hingga 31 Desember 2014, total aset Millennium Pharmacon sebesar Rp529,99 miliar, atau mengalami kenaikan dari posisi di 2013 yang hanya Rp471,67 miliar. (asp)



![vivamore="Baca Juga :"]

Harga Banyu Biru Dibuka dari Rp4,7 Juta
[/vivamore]
Ilustrasi Obat

Biaya Operasional Millenium Pharmacon Naik Akibat BBM

Kenaikan harga BBM meningkatkan biaya operasional perseroan.

img_title
VIVA.co.id
2 April 2015