Sumber :
- Viva.co.id/Agus Tri
VIVA.co.id
- Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) meresmikan badan otonom bernama Indonesia Science Fund (ISF). Nantinya, badan tersebut akan berfungsi menyediakan pendanaan kompetitif, baik bagi ilmuwan maupun insinyur di Indonesia saat melakukan penelitian.
Wakil Ketua AIPI, Profesor Satryo Soemantri Brodjonegoro, mengungkapkan, dana yang berkesinambungan penting untuk meningkatkan produktivitas nasional bagi ilmu pengetahuan dan teknologi. Terutama, ketika melakukan penelitian kelas dunia sebagai daya saing bangsa.
"Melalui cara ini, para peneliti dan ilmuwan akan termotivasi untuk mengajukan ide-ide terbaik dalam proposal penelitian mereka, di samping tetap menjalankan riset yang sudah terprogram dan berorientasi hasil," tutur Satryo.
Diketahui, dalam pembentukan ISF ini didukung dari berbagai pemerintah. Selain Indonesia, kelahiran badan tersebut juga berkat campur tangan dari pemerintah Australia dan Amerika Serikat.
"Pemerintah Amerika selalu berkomitmen mendukung usaha Indonesia dalam meningkatkan perkembangan dunia ilmu pengetahuannya. Kami menyadari pentingnya pengembangan penelitian dan inovasi yang akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat," ungkap Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert Blake.
Saat ini, Indonesia baru memberikan kurang dari 0,1 persen Produk Domestik Bruto (PDB) untuk bidang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Sumbangan tersebut jauh lebih kecil, tepatnya sekitar sepersepuluh dibandingkan dana yang disediakan negara yang tingkat ekonominya sama dengan Indonesia, seperti Brasil, Tiongkok, dan India.
"Kami harap sistem ini (ISF) nantinya dapat meningkatkan kualitas kebijakan yang dihasilkan Indonesia. Pendanaan penelitian yang kompetitif dan dinilai berdasarkan kepatutannya akan menyediakan data dan bukti akurat untuk mendukung proses pengembalian keputusan," tutur Satryo. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Diketahui, dalam pembentukan ISF ini didukung dari berbagai pemerintah. Selain Indonesia, kelahiran badan tersebut juga berkat campur tangan dari pemerintah Australia dan Amerika Serikat.