Ketika Kematian Rasulullah Semakin Dekat

Ilustrasi berdoa
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id -
Lebaran 2015, Pendapatan PT KAI Melebihi Target.
Ketika ajal Rasulullah SAW sudah semakin dekat dan derita yang beliau rasa pun semakin hebat, maka beliau berkata kepada Fatimah, "Setelah hari ini, ayah tidak akan sakit lagi".

Pengguna KRL Naik 26 Persen Selama Libur Lebaran

Bahkan, demam beliau ketika mendekati maut, seperti dua orang yang merasakan demam. Begitulah sunnahnya (ketetapan) sebuah ujian, semakin dekat kita kepada Allah, ujian pun semakin hebat. Itu semua bertujuan, agar kita dapat naik ke level berikutnya.
Mayoritas Pemudik dari Sumatera Sudah Kembali ke Jawa


Yang bisa kita simpulkan dari perkataan Nabi SAW adalah bahwa kematian itu penyudah segala rasa sakit dan menjadi sarana istirahat dari segala macam keburukan.
Annasu Idza Matu Intabahu,
"Manusia itu jika mati baru ia akan terbuka".


Saat ini, sebenarnya kita masih terpejam, karena terbuai dengan semarak kehidupan duniawi. Lalu, pandangan kita akan kehidupan di kampung akhirat nan sempurna menjadi terhalang karenanya.


Ketika kita mati baru kita akan melek bahwa dunia yang berasal dari kata
danaah
"hina" tak ada seujung kuku nikmat di akhirat. Tidak usah terlalu takut menghadapi kematian, tetapi persiapkan pertemuan indah dengannya, karenanya Rasulullah SAW lebih memilih bertemu dengan Allah, ketika diminta memilih apakah ingin kenikmatan dunia, atau segera bertemu dengan-Nya.


Nabi SAW, "Siapa yang suka bertemu dengan Allah, maka Allah suka bertemu dengan-Nya, dan siapa yang tidak suka bertemu dengan Allah, maka Allah pun tak sudi bertemu dengannya".


Ada sebuah kata mutiara menarik yang saya dapati dahulu ketika berkesempatan menimba ilmu di Gontor dalam pelajaran bahasa Inggris, bukunya berjudul "
Stories for You
", buah karya Ustadz Mustolah Maufur. Buku itu beliau mengajari para santri, agar tidak takut dengan kematian dengan kalimat "
When i am it is not
,
when it is i am not
".


Ketika saya ada, maka kematian tidak ada dan ketika kematian ada, saya tidak ada. Karena kita sebenarnya tidak pernah ketemu dengan kematian.


Ditulis oleh Ustadz Faisal Kunhi, MA (Alumni Ponpes Gontor, Korps Da’i PKPU, pernah bertugas Duta Dai PKPU ke Korea Selatan dan Jepang).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya