Sumber :
- REUTERS/Marko Djurica
VIVA.co.id
- Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, krisis Yunani saat ini harus dijadikan pelajaran serius bagi Indonesia. Salah satunya karena Yunani tidak bisa menjaga ketahanan fiskal pemerintahnya.
"Simple. Mereka (Yunani) seenak-nya bikin defisit budget delapan persen. Mereka tutup pake Utang Luar Negara (ULN). Maka rasio utang terhadap produk domestik bruto mencapai 60-70 persen," kata Bambang di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Kamis 2 Juli 2015.
Bambang menegaskan, stabilitas fiskal sangat penting dalam sistem perekonomian suatu negara. Menurut-nya, Yunani sangat tidak serius dalam menjaga indikator tersebut dalam anggaran yang dikelola.
"Mereka lebih santai dan terbiasa menarik pajak. Ketika surat utang tidak prospektif, mereka bingung nutupnya gimana. Ya jatuh," ujar dia.
Baca Juga :
Bank di Yunani Diminta Mulai Operasi Hari Ini
Lebih lanjut dia mengungkapkan, krisis yang terjadi pada Yunani saat ini tidak jauh berbeda dengan krisis Indonesia pada tahun 1998.
Baca Juga :
Parlemen Jerman Menyetujui Dana Talangan Yunani
"Waktu itu Indonesia dari 1990-1997, pertumbuhan ekonomi sampai tujuh persen. Terbaik selama sejarah, 1998 minus 14 persen. Itu karena tidak jaga stabilitas," jelasnya.
Baca Juga :
IMF Usulkan Kelonggaran Utang Yunani
Ekonomi di Zona Euro Tumbuh 15%
Investor berharap pelonggaran ekonomi moneter berlanjut.
VIVA.co.id
15 Februari 2016
Baca Juga :