Harga Pangan Terkendali, April Deflasi 0,45 Persen

Kepala BPS, Suryamin
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data perkembangan indeks harga konsumen (IHK) pada April 2016, yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,45 persen. Sementara itu, inflasi secara tahun ke tahun (year on year), berada di angka 3,6 persen.

Memotret Lonjakan Harga di Hari Raya Idul Fitri

Kepala BPS, Suryamin mengungkapkan, capaian ini merupakan yang tertinggi sejak 2000. Perkembangan harga komoditas pangan yang mulai membaik dianggap menjadi salah satu penyebab terjadinya deflasi.

"Jika dilihat, deflasi bulan ini hanya kalah pada tahun 1999 secara year on year," kata Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin 2 Mei 2016.

Suku Bunga Acuan AS Agresif, Rupiah Dibayangi Pelemahan

Suryamin menjabarkan, penyumbang deflasi tertinggi berada di wilayah Sibolga (Sumatera Utara), dengan persentase sebesar 1,79 persen. Sementara itu, penyumbang deflasi terendah berada di wilayah Singarajan (Banten) dengan persentase 0,06 persen.

"Selanjutnya, penyumbang inflasi tertinggi di wilayah Tarakan (Kalimantan Utara) sebesar 0,45 persen," kata dia.
 
Dengan capaian tersebut, inflasi secara tahun kalender (year to date) menjadi 0,16 persen. Sementara itu, untuk inflasi komponen inti mencapai 0,15 persen, dan inflasi year on year mencapai 3,41 persen.

Harga Emas Hari Ini 10 Februari 2022: Global Stabil, Antam Naik

"Artinya, perkembangan harga komoditas bahan pokok ini memang terkendali selama bulan April," tutur Suryamin.

Ilustrasi Telur Ayam.

Agustus 2022 Indonesia Deflasi, Tapi Ada Komoditas Penyumbang Inflasi

BPS mencatat deflasi pada Agustus tetapi ada komoditas penyumbang inflasi, yaitu beras dan telur, Pemerintah perlu melakukan upaya agar inflasi tidak terjadi.

img_title
VIVA.co.id
3 September 2022