- rumahku.com
VIVA.co.id – Bank Indonesia (BI) telah melonggarkan makro prudensialnya dengan merelaksasi ketentuan Loan To Value (LTV) dan Financing to Value Ratio untuk kredit pembiayaan properti seperti rumah tapak, rumah susun, sampai dengan ruko/rukan.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Asmawi Syam memperkirakan, akan ada kenaikan permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari pelonggaran kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral. Bahkan, pertumbuhan kredit di sektor tersebut diperkirakan bisa mencapai double digit.
“Saya kira (pertumbuhan KPR) bisa tambah lima sampai tujuh persen. Mungkin juga bisa di double digit, khusus yang KPR,” ujar Asmawi saat ditemui di Jakarta Convention Center, Kamis malam, 23 Juni 2016.
Aswami mengaku, dampak dari penurunan LTV memang sudah mulai dirasakan, tercermin dari petumbuhan kredit kepemilikan rumah di beberapa daerah. Artinya, ditegaskan Asmawi, pelonggaran kebijakan ini memang menjadi angin segar bagi masyarakat pada umumnya.
Meski begitu, Asmawi mengatakan, peningkatan kredit kepemilikan rumah akan tetap bergantung pada tingkat konsumsi masyarakat. Menurutnya, tidak semua kalangan menjadikan rumah sebagai sesuatu yang harus diprioritaskan terlebih dahulu.
“Ini persoalan supply dan demand. Supply di longgarkan, impactnya kepada demand. Demand itu konsumen. Kepemilikan rumah itu bisa jadi berada di urutan kedua atau ketiga (dari tingkat konsumsi yang prioritas masyarakat). Karena ada beberapa yang lebih memprioritaskan kesehatan atau anak-anak sekolah,” katanya.
Target Nilai Proyek Dinaikkan 2024, Mitrarumah Perkuat Pemasaran Produk di Jabodetabek
Mitraruma pun memastikan selalu mengutamakan aspek keberlanjutan lingkungan dalam menggenjot kinerja bisnis. Khususnya dalam memproduksi produk yang ditawarkan.
