Menteri BUMN: Pertamina Sedikit Rugi Tak Apa

Menteri BUMN Rini Soemarno
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini Soemarno turut mengomentari langkah PT Pertamina, yang membantu pemerintah untuk mewujudkan kebijakan bahan bakar minyak satu harga di Indonesia.

Menurut Rini, Pertamina sebagai perusahaan milik negara tidak apa-apa, jika harus rugi sedikit, demi memberikan kemudahan bagi masyarakat.

Rini mengucapkan terima kasih kepada Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto yang telah menjalankan kebijakan itu. Hal ini disebut sebagai sebuah prestasi baru, karena harga BBM satu harga ini terwujud, setelah 70 tahun Indonesia merdeka.

"Hal yang penting, ini tidak ada dana pemerintah, ini murni BUMN. Pertamina meskipun sedikit rugi, enggak apa-apalah, karena Pertamina untungnya sudah banyak," kata Rini dalam Forum BUMN 2016, 'Dua Tahun mewujudkan Nawacita Presiden Joko Widodo' di Hotel Dharmawangsa, Kamis 3 November 2016.

Rini menjelaskan, BUMN itu memang harus memegang prinsip untuk mengejar keuntungan. Namun, di sisi lain harus mengingatkan diri sendiri bahwa BUMN berfungsi sebagai agen pembangunan di Tanah Air.

"Untuk itu, kita harus untung dan saatnya untuk rugi juga ada, tetapi tentu harus untung dulu. Sedikit merugi itu tidak apa-apa untuk keuntungan rakyat, untuk membantu bangsa dan rakyat Indonesia," kata dia.

Hal serupa juga diutarakan Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto. Ia mengatakan, investasi Pertamina untuk dapat menyeragamkan harga BBM di seluruh Indonesia dapat ditutupi dengan laba perseroan.

"Jadi, biaya itu bisa ditutupi dengan efisiensi yang cukup, laba cukup untuk itu, Pertamina siap untuk penugasan itu. Sebenarnya biaya distribusinya memang (naik) enam persen, tetapi itu masih bisa dipikul dengan langkah efisiensi Pertamina," tutur Dwi. (asp)

Pejabat BUMN Banyak Dicokok KPK, Menteri Rini: Itu Urusan Perorangan
Hoax gara-gara HTI Pertamina rugi Rp11 Triliun

Gara-gara HTI Pertamina Rugi Rp11 Triliun, Cek Faktanya

Pertamina mengalami kerugian Rp11 triliun. Benarkah gara-gara HTI?

img_title
VIVA.co.id
2 September 2020