BPS Ingatkan Pemerintah Waspadai Inflasi Ramadan

Kantor BPS
Sumber :
  • Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik mencatat pada Maret 2017, terjadi deflasi sebesar 0,02 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender sebesar 1,19 persen dan inflasi tahun ke tahun, atau year on year mencapai 3,61 persen. 

Agustus 2022 Indonesia Deflasi, Tapi Ada Komoditas Penyumbang Inflasi

Deflasi 0,02 persen pada Maret 2017, dapat terjadi lantaran harga pangan yang terkendali dan turunnya tarif transportasi, khususnya angkutan udara.  

Meski tercatat deflasi, Kepala BPS Suhariyanto mengingatkan, pemerintah agar mampu mengendalikan harga bahan makanan yang cenderung naik, menjelang puasa dan Lebaran yang berakibat pada inflasi tahun ini. 

Memotret Lonjakan Harga di Hari Raya Idul Fitri

"Yang perlu diperhatikan adalah Mei dan Juni mendatang, karena Ramadan jatuh di Mei dan Lebaran akhir Juni. Jadi, biasanya dari grafik selalu ada kenaikan harga di sana. Mudah-mudahan pemerintah bisa kendalikan harga makanan jelang puasa dan Lebaran," kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin 3 April 2017. 

Lebih lanjut, Suhariyanto juga yakin, jika pemerintah mampu membuat terobosan dengan berbagai kebijakan. Sehingga, inflasi tahun ini yang diprediksi lebih tinggi seperti prediksi berbagai pihak, akan terjadi di luar perkiraan.

Suku Bunga Acuan AS Agresif, Rupiah Dibayangi Pelemahan

"Saya yakin, kalau pemerintah buat terobosan kebijakan, antara lain perdagangan yang lebih efisien, antisipasi kenaikan harga, inflasi 2017 (keseluruhan) akan terjaga," kata dia.

Secara yoy sambung dia, inflasi hingga Maret 2017, yang sebesar 3,61 persen lebih rendah ketimbang inflasi yoy Maret 2016, yang sebesar 4,45 persen dan Inflasi yoy Maret 2015, sebesar 6,38 persen. 

"Secara year on year, Ini masih rendah dibandingkan Maret 2016 dan Maret 2015. Semoga ini bisa terkendali sampai akhir tahun," ujar dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya