Tak Likuid, Penyebab Yield Sukuk Tinggi

VIVAnews - Pemerintah mengakui yield (imbal hasil) yang masuk dalam lelang sukuk negara terlalu tinggi dibanding banchmark atau perkiraan pemerintah yang diharapkan. Masyarakat masih menganggap sukuk tidak likuid dibandingkan instrumen lainnya.
 
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto persepsi ini bukan persepsi yang salah. Namun, penetapan imbal hasil yang diputuskan pemerintah dipastikan tak terpengaruh persepsi investor. "Justru kami ingin mempengaruhi persepsi mereka," kata Rahmat di Jakarta, Selasa 13 Oktober 2009.
 
Selain masalah persepsi, menurut Rahmat, tingginya yield juga dipengaruhi investor yang masih didominasi investor konvensional. Untuk itu ke depan pemerintah berharap agar investor yang masuk bisa lebih baik lagi.
 
"Jadi ini tidak ada kaitannya karena kesengajaan tidak memberikan ekstra premi. Karena ekstra premi itu memang tidak pernah ada untuk di dalam negeri," ujarnya.
 
Rahmat mengatakan pemerintah tidak ingin memaksakan agar tidak merusak pasar. "Kalau dipaksakan, maka kami menjadi tidak pruden. Ketidakhati-hatian ini justru bisa merusak pasar dan investor, karena kami mengeluarkan yield yang terlalu tinggi," katanya.

Ucapkan Selamat Hari Buruh, Jokowi: Setiap Pekerja Adalah Pahlawan
Penemuan mayat pria di Agam tanpa bola mata dan telinga

Geger, Mayat Pria Ditemukan Tanpa Bola Mata dan Telinga di Kebun Sawit Agam

Korban diketahui adalah Aliwarman (45 tahun), seorang satpam Koperasi Unit Desa (KUD) Plasma Tiku V Jorong, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar).

img_title
VIVA.co.id
1 Mei 2024