Cerita Industri Sepatu Lokal RI Perangi Produk Hantu

Ilustrasi produk sepatu lokal Indonesia merek Desle.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Daru Waskita

VIVA – Gempuran impor sepatu China dengan harga murah, ditambah maraknya sepatu palsu dengan merek terkenal, serta penjualan secara online, telah menurunkan omzet penjualan sepatu lokal hingga 50 persen. Kondisi itupun membuat pabrik lokal harus gulung tikar.

Sri Mulyani Buka Suara soal Harga Sepatu Rp 10 Juta Kena Pajak Rp 31 Juta

"Kita merasakan bagaimana susahnya menjual sepatu produk lokal berkualitas namun kalah dengan sepatu palsu merek terkenal," ujar Rahmat Suhada Fatony, Marketing Komunikasi Desle Shoes di Yogyakarta, Kamis 11 Januari 2017.

Desle shoes yang merupakan sepatu produk lokal dari Depok Sleman ini merasakan bagaimana dampak serbuan sepatu China dan sepatu palsu bermerek telah mematikan outlet sepatu Desle, terutama di kota besar.

Sri Mulyani Buka Suara soal Warga Beli Sepatu Rp10 Juta, Kena Pajak Rp31 Juta

"Di Jakarta dulu kita punya banyak outlet namun ketika marak sepatu palsu bermerek dengan harga murah dan dijual secara online saat ini, outlet sepatu Desle tinggal dua saja," ujar Manat panggilan akrab Rahmat Suhada Fatony.

Dengan sistem penjualan online yang tak lagi mengandalkan outlet maka polisi tak bisa lagi melakukan penggerebegan gudang sepatu palsu karena tak ada yang tahu gudangnya.

Gibran Bagi-Bagi 1.100 Sepatu Gratis ke Siswa Miskin di Solo: Ini CSR, Bukan dari Saya

"Saat ini pabrik sepatu lokal itu berperang melawan hantu. Tak ada barangnya dari mana namun ketika membeli secara online barang sudah ada di depan pintu rumah," ujarnya.

Desle Shoes sendiri hingga saat ini tidak melakukan penjualan online dan yang melakukan penjualan online adalah outlet resmi Desle Shoes. Jika Desle Shoes turut berjualan secara online dipastikan mematikan outlet-nya sendiri.

"Harga sepatu akan jauh lebih murah namun outlet akan mati semua," ungkapnya.

Dengan sistem penjualan online di setiap outlet Desle Shoes setidaknya hampir 50 persen sepatu terjual. "Orang kan suka tidak usah pergi tapi di rumah saja barang akan datang sendiri," ucapnya.

Haryanto owner Desle Shoes mengaku marak dan larisnya sepatu palsu merek terkenal saat ini lebih banyak karena masalah mental dari masyarakat sendiri yang kurang bangga terhadap produk lokal.

"Menggunakan sepatu palsu merek terkenal kelihatan lebih bergaya dan gagah namun secara kualitas saya jamin buruk," katanya.

Desle Shoes kata Haryanto terus berusaha untuk menanamkan cinta produk lokal yang dimulai dari siswa Sekolah Dasar namun terkendala aturan tidak boleh masuk sekolah-sekolah terutama SD hingga SMP.

Meski tak bisa masuk sekolah untuk menumbuhkan kecintaan produk lokal namun perusahaan setiap tahun melakukan inovasi dengan menciptakan produk baru yang lebih menarik seperti logo sepatu yang langsung bisa diingat oleh konsumen.

"Kita ingin masyarakat tahu hanya dengan melibatkan tanda di sepatu maka akan langsung ingat produk sepatunya seperti merek sepatu dari luar negeri," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya