Harga Batu Bara Diprediksi Tinggi di 2019

Pembiayaan PLTU Tanjung Power Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – International Energy Agency atau IEA memproyeksikan harga Batu Bara di 2019, diperkirakan melambung tinggi setelah di 2018, harga batu bara terus mengalami tren penurunan. Itu, karena produksi batu bara diperkirakan menurun, seiring dengan permintaan batu bara yang stagnan di 2018 hingga 2019.

Profil Putri Isnari, Pedangdut yang Dilamar Anak Pengusaha dengan Uang Panai Rp2 M

Berdasarkan Harga Acuan Batu Bara (HBA) yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 2025 K/30/MEM/2018, pada Desember 2018, HBA ditetapkan sebesar US$92,51 per ton atau lebih rendah dari ketetapan bulan sebelumnya yang sebesar US$97,90 per ton.

Permintaan batu bara yang stagnan lebih dipicu oleh reformasi energi yang dilakukan negara-negara maju, seperti di Amerika Serikat, Eropa, maupun China. Reformasi itu dilakukan, demi memanfaatkan energi ramah lingkungan yang diperoleh dari energi baru dan terbarukan.

Potret Putri Isnari yang Geger Dilamar Anak Pengusaha Batu Bara

Hal itu disampaikan Direktur Pemasaran dan Ketahanan Energi IEA, Keisuke Sadamori, saat ditemui di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, usai menghadiri acara IEA Coal Forecast to 2023, Selasa 18 Desember 2018.

"Terkait harga di 2019, tidak ada yang bisa memprediksikan harga batu bara secara kongkret. Tapi sejauh ini, karena di China ada reformasi dan lack of investment di industri pertambangan secara keseluruhan di dunia, maka coal price akan tinggi di 2019, dan saya pikir akan berlanjut," katanya.

Indika Energy Cetak Laba Bersih 2023 US$119,7 Juta

Meski permintaan global terhadap komoditas Batu Bara diperkirakan stagnan di 2019, Keisuke mengungkapkan, permintaan Batu Bara di kawasan Asia, khususnya India dan Indonesia cenderung masih besar.

Hal itu disebabkan sektor batu bara masih menjadi primadona di negara tersebut untuk menggerakkan berbagai industrinya, karena harga komoditas batu bara terbilang paling murah.

"Tapi di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, kami meyakinan permintaannya akan terus tumbuh secara substansial. Kita memperkirakan pertumbuhannya di negara-negara Asia akan tumbuh di kisaran lima persen per tahun," paparnya

"Sehingga, jika di bandingkan awal 2018, harga batu bara akan dua kali lipat lebih tinggi. Tapi sekali lagi, harga itu akan sangat tergantung pasarnya, dan tidak ada yang bisa memprediksi secara kongkrit," tambah Keisuke. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya