Pasar Properti Akan Terbangun dari Tidur

Ilustrasi bisnis properti.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Indonesia Property Watch pada 2017 lalu, sempat merilis prediksi pasar properti akan berada dalam jalur recovery dan ready for take off, namun disertai dengan catatan bahwa pasar properti dalam tahun 2017 sampai 2018, sangat tergantung dari seberapa besar isu politik mengganggu pasar.

Kembangkan Kawasan Hijau, Lippo Cikarang Sudah Tanam 95.427 Pohon

Dalam perjalanannya, menurut Ali Tranghanda, CEO Indonesia Property Watch, seperti dikutip dari tulisannya, Rabu 7 Agustus 2019, dampak faktor stabilitas politik dalam Pemilihan Presiden menyita energi yang cukup besar yang membuat pasar properti dalam posisi landai nyaris stagnan.

Meskipun demikian, bila dicermati lebih mendalam, sebenarnya kondisi pasar properti di sebagian segmen telah pulih. Segmen menengah, relatif tidak terlalu mengalami tekanan pada tahun politik.

Penyanyi Hizrah yang Sempat Viral Kini Sukses Jadi Milyarder di Bisnis Herbal

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap penjualan rumah di Jabodebek-Banten, segmen harga rumah Rp300 juta sampai Rp1 miliar mengalami kenaikan penjualan 24,4 persen (qtq) pada kuartal IV 2018, atau naik 1,2 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama 2017.

Penurunan tajam terjadi di segmen harga di atas Rp1 miliar, yang jatuh 28,9 persen (qtq) atau turun 40,1 persen secara tahunan. Karenanya, yang terjadi lebih karena isu di luar siklus pasar properti itu sendiri. Pasar dalam kapasitas menunggu sampai stabilitas politik benar-benar dirasakan aman.

Miliarder di Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati Gegara Menipu Bank Rp 697 Triliun

Proses Pemilihan Presiden yang relatif aman, membuat pasar properti dirasakan bergerak naik, segmen menengah dipastikan akan semakin bergairah.

Selain itu, harapan datang dari Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, yang memangkas suku bunga acuannya 25 basis poin di awal Agustus 2019. Penurunan ini, seharusnya akan diikuti dengan penurunan suku bunga perbankan yang akan memberikan angin segar bagi bisnis properti dan meningkatnya daya beli konsumen properti.

Faktor lain yang mendukung pasar properti, seperti pertumbuhan ekonomi dan inflasi berada dalam posisi yang memberikan potensi untuk memberikan dorongan bagi pertumbuhan sektor properti.

Karenanya, pasar properti yang sudah lama ‘tidur’ dan berada dalam grafik landai selama hampir enam tahun, seharusnya akan benar-benar terbangun, paling tidak di akhir 2019, atau awal tahun 2020.

Bila pertumbuhan benar terjadi, pasar properti akan berlari dalam dua tahun ke depan, meskipun diperkirakan kenaikan harga tidak akan setinggi yang terjadi pada periode 2009-2012.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya