BI: Ekonomi Indonesia Kuartal II-2020 Diprediksi Minus 4 Persen

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2020 akan mengalami kontraksi cukup signifikan. Perekonomian Indonesia diperkirakan mencapai minus 4 persen.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Perry menjelaskan, terjadi penurunan kegiatan ekonomi berupa kontraksi yang cukup dalam pada April dan Mei 2020. Hal ini jadi salah satu motif lahirnya prediksi bagi perekonomian nasional di kuartal II-2020 tersebut.

"Jadi, kami perkirakan bahwa melalui pengolahan data yang ada, akan terjadi kontraksi yang cukup dalam pada perekonomian Indonesia, yakni pada kisaran (minus) 4 persen di kuartal II-2020," kata Perry di Jakarta, Kamis, 16 Juli 2020.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Namun, di sisi lain, Perry mengakui terdapat sejumlah kemungkinan dan potensi terkait adanya langkah perbaikan ekonomi yang juga signifikan pada kuartal III-2020.

Baca Juga: Bank Dunia: Tak Ada Jalan Tikus Pulihkan Ekonomi karena Corona

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Dia pun berharap agar pemerintah bisa benar-benar menciptakan berbagai stimulus dalam langkah pemulihan ekonomi, yang bisa diakselerasikan secara cepat.

Pun, ia menambahkan, stimulus itu bisa segera memicu pergerakan positif pada sejumlah sektor, yang bisa menopang pergerakan kembali roda perekonomian. Salah satunya seperti sektor perbankan melalui kucuran kredit-kredit yang dinilai produktif.

Selain itu, menggerakkan kembali roda-roda ekonomi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tengah masa sulit akibat pandemi COVID-19 ini.

"Tentunya dengan ditopang oleh kecepatan stimulus dan efektivitas yang diberikan oleh pemerintah, seperti misalnya melalui akselerasi kredit perbankan atau kegiatan UMKM di era kenormalan baru," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya