Undervalued, Bank Indonesia Optimistis Rupiah Akan Menguat Kembali

Ilustrasi tumpukan uang miliaran rupiah
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Bank Indonesia memandang bahwa nilai tukar rupiah saat ini masih undervalued atau lebih rendah dari nilai fundamentalnya. Oleh sebab itu, penguatan mata uang rupiah masih memungkinkan terjadi.

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyatakan, hingga 12 Oktober 2020, nilai tukar rupiah telah terdepresiasi sekitar 5,56 persen dibandingkan dengan level akhir 2019. Sedangkan dibanding September 2020 apresiasi 1,22 persen.

"BI melihat bahwa nilai tukar rupiah saat ini yang diperdagangkan sekitar Rp14.740 masih undervalued. BI memandang nilai tukar rupiah akan menguat," kata dia, Selasa, 13 Oktober 2020.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Baca juga: Jaga Nilai Tukar Rupiah, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 4 Persen

Perry menegaskan, faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan rupiah saat ini dipicu isu geopolitik, seperti ketidakpastian pemilu AS dan perundingan Brexit, serta ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

"Perkembangan ini berdampak pada terbatasnya aliran modal ke negara berkembang, dan menahan penguatan mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia," kata dia.

Sementara itu, faktor-faktor yang akan memperkuat nilai tukar rupiah ke depannya, kata dia, di antaranya defisit transaksi berjalan di bawah 1,5 persen hingga inflasi di bawah 2 persen sampai akhir tahun.

"Selain itu, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi dan premi risiko Indonesia yang menurun, antara lain Credit Default Swap (CDS) sekarang itu sekitar 110 sebelum COVID itu sekitar 66 CDS," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya