Penjualan Properti Residensial Masih Lemah, Harga Tumbuh Terbatas

Ilustrasi perumahan.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Survei harga properti residensial Bank Indonesia menunjukkan harga properti residensial tumbuh terbatas pada kuartal III-2020. Tergambar dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal III-2020 sebesar 1,51 persen, relatif stabil dibanding kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,59 persen (yoy). Namun lebih rendah 1,8 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Fakta, Produk Tembakau yang Dipanaskan Minim Digunakan Remaja di Negara-Negara Maju

Dari survei yang dipublikasikan, Kamis, 12 November 2020, perlambatan IHPR terjadi pada rumah tipe kecil dan tipe besar yang masing-masing tercatat tumbuh 1,93 persen dan 0,94 persen, melambat dari kuartal sebelumnya 2,35 persen dan 0,99 persen secara tahunan.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko, mengatakan, perlambatan pertumbuhan IHPR secara tahunan sejalan dengan melambatnya inflasi biaya tempat tinggal yang dikeluarkan konsumen rumah tangga pada kuartal III sebesar 1,24 persen dari sebelumnya 1,25 persen.

Elektabilitas Irjen Ahmad Luthfi Tertinggi di Pilgub Jateng

Baca juga: Rupiah Kembali Melemah ke Posisi Rp14.100 per Dolar AS

Onny menganggap harga properti residensial primer pada kuartal IV-2020 masih akan tumbuh melambat dengan angka indeks 1,29 persen. Pertumbuhan harga dikatakannya akan melambat pada seluruh tipe rumah, baik kecil, menengah, dan besar.

Empat Alasan Utama Publik Puas dengan Kinerja Jokowi, Menurut Survei Indikator

"IHPR diprakirakan masih tumbuh terbatas pada triwulan IV 2020 sebesar 1,29 persen year on year," kata Onny melalui keterangan tertulis hari ini.

Dari sisi volume, dia melanjutkan, penjualan properti residensial pada kuartal III-2020 juga masih menurun. Tercermin dari penjualan properti residensial yang terkontraksi 30,93 persen, dibandingkan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 25,60 persen. 

Penurunan penjualan properti residensial ini terjadi pada seluruh tipe rumah. Penurunan untuk tipe besar dan tipe kecil masing-masing minus 60,03 persen dan minus 24,99 persen, lebih dalam dari minus 36,71 persen dan minus 14,36 persen pada kuartal II-2020.

"Menurut sumber pembiayaan, dia melanjutkan, hasil survei menunjukkan pengembang masih mengandalkan sumber dari nonperbankan untuk pembiayaan pembangunan properti residensial," tuturnya. 

Pembiayaan pembangunan properti yang bersumber dari dana internal pengembang mencapai 66,87 persen dari total kebutuhan modal. Dari sisi konsumen, fasilitas KPR menjadi sumber pembiayaan utama dalam pembelian properti residensial dengan pangsa mencapai 76,02 persen dari total pembiayaan. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya