Virus Corona Mengganas, Rupiah Melemah Hari Ini

Uang kertas rupiah dan dolar AS
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali melemah pada perdagangan Selasa, 20 April 2021. Akan tetapi Rupiah masih bergerak di level atas Rp14.500 per US$.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Di pasar spot, hingga pukul 10.00 WIB, Rupiah telah ditransaksikan di level Rp14.525 per US$. Melemah hingga 0,19 persen dari level penutupan perdagangan kemarin di posisi Rp14.497.

Sementara itu kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor) Bank Indonesia pada pukul 15.15 WIB kemarin menetapkan nilai tengah rupiah di level 14.508 dari hari sebelumnya Rp14.568.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Mengutip ulasan ekonomi harian Samuel Aset Manajemen hari ini. Isu ekonomi yang memengaruhi sentimen pelaku pasar keuangan hari ini lebih terhadap wabah pandemi COVID-19 di beberapa negara.

Singapura misalnya, telah melakukan pengetatan langkah-langkah pembatasan bagi para pelancong dari India karena kasus wabah virus Corona di sana meningkat.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Sementara itu rumah sakit di seluruh India dilaporkan kehabisan segala kebutuhan mulai dari tempat tidur perawatan intensif hingga oksigen medis.

Akan tetapi Perdana Menteri India Narendra Modi telah meminta negara bagian untuk menghindari penutupan bisnis untuk melindungi kebangkitan ekonomi yang baru lahir.

"Sementara itu Tokyo ingin mengumumkan keadaan darurat, dengan infeksi melonjak hanya tiga bulan menjelang Olimpiade," demikian tulis Samuel Aset Manajemen.

Dari dalam negeri, isu positif cenderung merebak, terutama setelah Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan, ada empat juta UMKM yang masuk dan terhubung ke ekosistem digital pada 2020 lalu.

"Hal itu menjadi bagian dari langkah adaptasi mereka untuk bertahan di tengah pandemi COVID-19. Di lain pihak Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimistis Indonesia mampu mencetak 500 ribu eksporter baru hingga 2030," kata Teten.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya