Aprindo Sebut Industri Ritel Pulih Kalau Pandemi Sudah Jadi Endemi

Chairman Aprindo Roy N Mandey.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Novina Putri Bestari

VIVA – Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) optimistis bisnis eceran termasuk ritel modern pulih pada semester II-2022 dari dampak Pandemi COVID-19. Optimisme industri ritel tersebut seiring dengan pembaikan dari pertumbuhan ekonomi.

Cuan Banget, Inilah Kenapa Live Selling Disarankan Buat Para Penjual Online

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan, optimisme tersebut tercipta meskipun saat ini Indonesia dan negara lainnya tengah menghadapi ancaman baru dari keberadaan varian Omicron COVID-19.

"Dalam suasana pengetatan menjaga kita supaya Omicron tidak merebak, saat ini kita memang ada pertumbuhan dibandingkan kuartal sebelumnya," kata dia dalam diskusi virtual, Rabu, 22 Desember 2021.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Dia mengatakan, pada saat ekonomi Indonesia tumbuh 3,51 persen pada kuartal III 2021, bisnis ritel modern pada dasarnya juga tumbuh di kisaran 2,5-3 persen.

Kondisi ini turun bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 yang mampu mencapai 7,07 persen dan pertumbuhan bisnis ritel yang sebesar 4,5-5 persen.

2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

Ilustrasi ritel modern.

Photo :
  • Antara/Wahyu Putro

Untuk kuartal IV-2021, dia memperkirakan, bisnis ritel mampu tumbuh minimal di sekitar 3-3,5 persen seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV di kisaran 4,5-5 persen.

"COVID nya boleh turun tapi prokesnya bagi mal maupun ritel kita akan terus tingkatkan. Ini yang membuat akhirnya mobilitas akan tetap terjaga maka di kuartal IV lebih baik dari kuartal III," ungkap Roy.

Adapun untuk 2022, Roy mengatakan, bisnis ritel juga masih bergantung pada penanggulangan COVID-19 dari pandemi ke endemi dan peningkatan vaksinasi bagi seluruh masyarakat.

"Kita prediksi untuk recovery, kalau sekarang belum kita sebut recovery, tapi recovery di ritel modern, sektor hilir yang kontribusi kepada konsumsi rumah tangga, itu baru terjadi di paruh kedua 2022," tuturnya.

Meski demikian, Roy menekankan, pemulihan pada semester II-2022 akan bisa terjadi jika Pandemi COVID-19 telah ditetapkan menjadi endemi dan vaksinasi sudah di atas 80 persen.

"Kita harap ini tentunya dapat terealisir sehingga paruh waktu kedua 2022 ritel bisa recovery. Ini bersamaan tentunya dengan bulan suci Ramadhan atau Idul Fitri sampai kepada akhir 2022 sudah recovery," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya