Bappenas: Tren Produktivitas RI 2010-2019 Turun, Ekonomi Stagnan di 5%

Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/tangkapan layar

VIVA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, saat ini Indonesia telah mengalami pemulihan ekonomi yang relatif lebih baik.

10 Negara Ini Dicap Paling Malas Gerak Sedunia, Kok Bisa?

Namun, dia menekankan bahwa masih perlu dilakukan sejumlah pembenahan terhadap beberapa persoalan, salah satunya adalah masalah produktivitas.

"Berdasarkan data BPS, produktivitas Indonesia menunjukkan tren menurun selama periode 2010-2019. Penurunan produktivitas ini menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung stagnan di 5 persen," kata Suharso dalam telekonferensi, Kamis 21 April 2022.

Lebih Rendah dari Vietnam dan Filipina, Ekonomi Indonesia Diramal IMF Tumbuh Cuma 5 Persen

Suharso menambahkan, kondisi ini semakin diperberat dengan inovasi yang belum berkembang dengan baik, dan dapat dilihat dari indeks inovasi Indonesia yang masih rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Selain itu, tantangan besar lainnya adalah masih terdapatnya 'scar' atau luka dari krisis COVID-19. Di antaranya yakni belum kembalinya tingkat kemiskinan dan pengangguran ke level sebelum pandemi, serta belum pulihnya dunia usaha secara optimal. "Efek luka itu cenderung memberi pengaruh terjadinya penurunan di sisi produktivitas. Maka peningkatan produktivitas bagi Indonesia menjadi isu yang krusial dalam pembangunan saat ini," ujarnya.

ADB Proyeksikan Ekonomi Kawasan Asia-Pasifik Tumbuh 4,9 persen pada 2024

Peningkatan Produktivitas Kunci RI Terus Tumbuh

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Realisasi Investasi.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Suharso menegaskan bahwa peningkatan produktivitas akan menjadi kunci penting agar Indonesia terus tumbuh dalam jangka waktu yang panjang. Dengan peningkatan produktivitas, mudah-mudahan Indonesia mampu menaikkan output potensial sehingga trajektory ekonominya bisa kembali secara berkelanjutan.

Upaya mengangkat kembali trajectory ekonomi Indonesia ini diakui Suharso tidak terlepas dari tujuan bangsa yang tercantum dalam visi Indonesia 2045, yaitu 'Indonesia Maju', yang ditandai dengan lepasnya Indonesia dari middle income trap.

Karenanya, untuk mencapai target ini, hingga tahun 2045 pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai rata-rata sebesar 5,7 persen. Selain itu, kontribusi pertumbuhan ekonomi pada kawasan timur Indonesia juga harus didorong, dan mencapai kontribusi 25 persen terhadap nasional.

"Dengan beberapa isu tersebut dan juga dengan arahan Bapak Presiden pada sidang kabinet yang lalu, tema RKP tahun 2023 adalah peningkatan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya