Vaksin BUMN Uji Klinis Fase 3, Bio Farma: Untuk Anak dan Booster

Honesti Basyir, Direktur Utama Bio Farma
Sumber :
  • Dokumentasi Kominfo.

VIVA – Vaksin COVID-19 BUMN saat ini sudah memasuki uji klinis fase ketiga. Vaksin itu nantinya akan diprioritaskan untuk anak-anak dan menjadi vaksin booster atau pelengkap.

MUI Ajak Masyarakat Doakan Timnas Indonesia: Juara Piala Asia U-23 dan Lolos Olimpiade

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, Indonesia kini masih kekurangan vaksin anak. Karena belum banyak vaksin yang mendapatkan lisensi untuk diberikan kepada anak-anak.

"Kami melakukan uji klinis untuk primer vaksin satu dan dua, tapi karena jumlah vaksinasi sudah cukup besar kemungkinan vaksin ini untuk booster dan anak," ujarnya dalam acara Kick Off Uji Klinis Fase III Vaksin COVID-19 BUMN di Jakarta, Kamis, 9 Juni 2022.

Ganjaran Kementerian BUMN untuk Pelindo karena Bantu Promosikan UMKM

Menurutnya, uji klinis fase ketiga Vaksin BUMN tersebut akan diberikan kepada 4.050 subjek dengan batasan usia 18 tahun sampai 70 tahun. Apabila uji klinis itu berjalan lancar dan mendapatkan emergency use authorization (EUA), maka Bio Farma akan mulai memproduksi vaksin tersebut pada Juli 2022 mendatang.

"Kami sudah menyiapkan kapasitas produksi yang cukup besar di mana untuk Vaksin BUMN ini kami telah menyiapkan kapasitas 120 juta dosis per tahun," kata Honesti.

Duet Anindya Bakrie dan Erick Thohir Bawa Oxford United Sabet Tiket Playoff

Menteri BUMN Erick Thohir

Photo :
  • VIVA / Andrew Tito (Jakarta)

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan Pemerintah mendorong transformasi di tubuh perusahaan-perusahaan pelat merah. Salah satunya Bio Farma agar bisa lebih kompetitif.

Lebih lanjut dia menegaskan, transformasi yang dilakukan oleh BUMN bisa membuat Indonesia tidak fakir terhadap sains dan industri kesehatan modern. Agar kesehatan dalam negeri bisa berdaulat.

"Pandemi ini akan berulang lagi dan sejarah manusia membuktikan itu. Saya sangat berharap kolaborasi ini terus berjalan karena transformasi kami yang ada di BUMN belum selesai," kata Erick.

Saat ini, Kementerian BUMN sedang mendorong terobosan agar kesehatan herbal menjadi alternatif untuk menekan ketergantungan bahan baku obat.

"Tidak hanya Indonesia, tapi juga dunia, karena tidak lain kita tidak mungkin membiarkan bangsa kita harus berobat terus menerus di luar negeri. Karena inilah transformasi yang kita harapkan Insya Allah kita akan terus dorong," kata Erick. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya