Ancaman Resesi AS Mereda, Rupiah Menguat ke Rp14.748 per Dolar

Rupiah Menguat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA Bisnis – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat pada perdagangan Jumat pagi 12 Agustus 2022. Terpantau pukul 09.20 WIB rupiah menguat sebesar 17 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.748 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp14.765 per dolar AS.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp14.799 per dolar AS.

Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan inflasi AS yang turun menjadi 8,5 persen pada Juli masih mendekati level tertinggi selama beberapa dekade.

Rupiah Melemah, Sri Mulyani Beberkan Mata Uang Negara-negara G20 Kondisinya Senasib

Baca juga: Harga Minyak Dunia Akhir Pekan Turun, Ini Penyebabnya

"Laju kenaikan harga turun di AS pada Juli karena harga gas menurun. Hal ini menurunkan tingkat inflasi tahunan menjadi 8,5 persen, masih mendekati level tertinggi multi-dekade, tetapi lebih rendah dari puncak empat dekade yang dicapai pada Juni 2022 sebesar 9,1 persen," kata Ibrahim dalam risetnya, Jumat 12 Agustus 2022.

Trade Minister: No Need to Worry about Weakening of Rupiah

Ibrahim menjelaskan, dengan inflasi tersebut akan berdampak terhadap harga minyak mentah dunia. Karena saat ini ekonomi AS bergeliat, maka permintaan energi akan naik.

"Jadi wajar saja harga minyak ikut terungkit. Dan ini merupakan sinyal negatif terutama bagi Indonesia, karena harga bahan bakar minyak (BBM) akan ikut melonjak," jelasnya.

Petugas menghitung uang dolar AS di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.

Selain itu, dengan melandainya inflasi AS memberikan sinyal untuk AS agar mulai melangkah melewati masa-masa sulit. Sehingga kekhawatiran terjadinya resesi akan mulai berkurang, dan permintaan energi akan mulai meningkat seiring dengan perbaikan kondisi tersebut.

"Perlambatan laju inflasi membuat pasar semakin yakin bahwa bank sentral AS (the Fed) akan sedikit mengerem laju pengetatan moneter. Sebab, selama ini kenaikan suku bunga acuan yang agresif dilakukan atas nama 'perang' melawan inflasi," ujarnya.

Ibrahim mengatakan, dengan inflasi yang rendah di AS, the Fed dinilai bisa mengerem laju pengetatan moneter. Sehingga itu memperkuat sinyal Bank Indonesia (BI) tetap akan menahan suku bunga acuan, karena inflasi juga masih terjaga. Dengan itu Ibrahim memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini akan menguat.

"Mata uang rupiah hari ini kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang  Rp14.740-Rp14.790," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya