Kemenhub Optimalkan Kapal Ternak Kejar Target RI Swasembada Daging

Pemindahan sapi ke Kapal Ternak.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemenhub.

VIVA – Kementerian Perhubungan terus berupaya untuk mendukung swasembada daging Nasional di tengah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang tengah melanda hewan-hewan ternak di Indonesia saat ini. Hal itu dilakukan dengan mengoptimalisasi layanan Tol Laut Angkutan Khusus Ternak.

Bandara Internasional RI Dipangkas Jadi 17, InJourney Airports Sambut Positif

Hal ini ditegaskan dalam kegiatan Rapat Koordinasi Teknis Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Ternak Tahun 2022. Rakor Tahun ini yang mengangkat tema 'Optimalisasi layanan Tol Laut Angkutan Khusus Ternak untuk Mendukung Swasembada Daging Nasional di Masa Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)'.

“Diharapkan melalui pertemuan ini dapat diperoleh masukan dari berbagai pihak terkait dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan,” ujar Kasubdit Angkutan Laut Khusus dan Usaha Jasa Terkait, Capt Pujo Kurnianto di Surabaya, Jawa Timur, dikutip dari keterangannya, Kamis, 25 Agustus 2022.

Nasib 2 Debt Collector Ambil Paksa Mobil Polisi, Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Bangun Kapal Ternak, Kemenhub Investasi Rp60 Miliar per Kapal

Photo :
  • VIVA.co.id/Agus Rahmat

Dia menyampaikan melalui pertemuan ini diharapkan pelayanan kapal angkutan ternak dapat ditingkatkan. Sehingga tentunya dapat meningkatkan perekonomian para peternak di tingkat produsen dan menjamin ketersediaan daging di pasar konsumen.

Bandara Supadio Pontianak Turun Kelas Jadi Bandara Domestik

“Tujuan akhirnya tentu adalah memperlancar arus distribusi ternak melalui angkutan laut dengan memperhatikan prinsip animal welfare di masa wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK),” tukas Capt. Pujo.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt Hendri Ginting menyampaikan, sejak diluncurkan pada tahun 2015, program Tol Laut dan Angkutan Laut Khusus Ternak terus mengalami peningkatan dan perkembangan. Baik dari segi trayek, jumlah muatan, maupun kapasitas. 

Dia menjelaskan, hal itu karena semakin meningkatnya kebutuhan pangan di dalam negeri, yang mana salah satunya adalah kebutuhan akan daging. Maka, Pemerintah akan meningkatkan penyelenggaraan angkutan khusus ternak di dalam negeri. 

Kapal khusus angkutan ternak sendiri, jelas Ginting merupakan salah satu sub sistem dari sistem angkutan laut nasional. Dengan memberikan subsidi operasi kepada armada kapal khusus angkutan ternak dari dana APBN, yang disalurkan pada setiap tahun anggaran melalui DIPA. 

“Program tersebut selaras dengan prioritas percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia,” tambahnya.

Fasilitas kapal pengangkut ternak, KM Camara Nusantara 1

Photo :
  • VIVA.co.id/ Agus Rahmat

Ginting beranggapan, terselenggaranya pengangkutan ternak dengan jadwal tetap dan teratur dapat membantu peternak sapi dalam hal kepastian waktu sehingga dapat mempersiapkan dan mengirimkan ternak hasil produksinya ke daerah konsumen.

Pengangkutan dengan kapal ternak dapat menjamin terpeliharanya kondisi kesehatan, kesejahteraan dan bobot hidup ternak sampai ke pelabuhan tujuan dengan melakukan kegiatan pemeliharaan ternak selama pelayaran dan memastikan lingkungan kandang, sirkulasi udara, sistem pembuangan kotoran dalam kondisi baik.

“Muatan ternak sapi yang diangkut dengan kapal angkutan khusus ternak sudah melalui tahapan karantina selama 14 hari di pelabuhan muat, dan sudah mendapatkan Sertifikat Kesehatan Hewan (SKH) yg dikeluarkan oleh Badan Karantina Daerah. Dengan demikian hewan ternak yang diangkut benar-benar sehat dan bebas dari wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK),” tegasnya.

Oleh karena itulah, Capt. Ginting menegaskan bahwa jalur tol laut adalah sarana yang relatif aman untuk menghindari potensi hewan kurban tertular penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Lebih lanjut, Capt. Ginting menyatakan pihaknya terus berupaya untuk terus meningkatkan potensi kapal ternak pada tahun 2022. Salah satunya dengan melaksanakan sinkronisasi supply-demand ternak antar Daerah, berkoordinasi dengan Kementerian/ Lembaga terkait untuk mendapatkan informasi penetapan. 

Serta menerapkan aplikasi terintegrasi antara Sale-Buy Ternak dengan Aplikasi Sitolaut Ternak. Lalu meningkatkan Informasi Layanan Angkutan Khusus Ternak.

“Selain itu, kami juga terus berupaya untuk mengoptimalisasi muatan balik, berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, serta stakeholder terkait,” ujarnya.

Oleh karena itulah, Dia berharap pertemuan ini dapat menjadi wadah untuk berdiskusi. Serta menyalurkan ide dan inovasi dalam mewujudkan penyelenggaraan Angkutan Khusus Ternak secara optimal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya