Pakar Ungkap Pakai Cara Ini Bisa Cegah Persaingan Tidak Sehat Bisnis AMDK di Indonesia

Ilustrasi galon.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Bisnis – Bisnis air dalam kemasan (AMDK) galon guna ulang di Indonesia dinilai kental dengan praktik bisnis yang tidak sehat. Karena itu perlu dibuat transparan agar semua melek dan praktik bisnis yang benar ditegakkan.

Tega! Ayah di Medan Jual Anaknya Usia 11 Bulan Rp 15 Juta di Facebook

Pakar bisnis dan persaingan usaha dari Universitas Indonesia, Tjahjanto Budisatrio menjabarkan, Ketika konsumen pertama beli AMDK galon guna ulang, ada transaksi yang tidak bisa ditarik kembali dan galon yang sama tidak bisa ditukar dengan galon merek lain. Tanpa informasi apa pun, konsumen diikat hanya pada satu galon dengan transaksi tertentu setiap penukaran kembali. 

Sedangkan transaksi pembelian galon AMDK pertama kali yang dihargai dengan nominal yang ditetapkan, dan tidak bisa ditarik kembali. Tidak ada akad jual beli dan tidak ada informasi apa pun ke konsumen.

Kenaikan Cukai Picu Turunnya Produksi Rokok dan Penerimaan Negara

Ilustrasi

Photo :
  • 1398864

“Praktik non-refundable (non-tukar kembali) dalam bisnis AMDK galon bekas pakai sudah begitu umum di Indonesia, sehingga konsumen sering kali tidak sadar bahwa model penjualan seperti ini masuk ke dalam kategori vendor lock-in,” kata dalam diskusi terbatas dengan FMCG Insights beberapa waktu lalu, dikutip, Senin, 5 Juni 2023.

RUPST Bukit Asam Sepakat Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun, 75 Persen dari Laba Bersih

Menurutnya, jika dikalkulasi saja secara matematis, bisa dibayangkan berapa nilai keuntungan yang didapat produsen AMDK galon guna ulang dari puluhan juta galon yang terjual selama beberapa dekade beroperasi di Indonesia.

“Pertama, konsumen sudah terkunci. Kedua, si produsen mendominasi pasar, sehingga menghalangi pesaing lain masuk,” katanya menambahkan.

“Model penjualan ini telah menciptakan barrier to entry, yang merupakan salah satu pelanggaran terhadap Undang-uudang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,” ungkapnya.

Dengan posisi terkunci ke satu merek saja, maka konsumen akan enggan  beralih ke galon merek lain karena harus mengeluarkan biaya cukup besar  (switching cost).  

Menurut Budisatrio, sebenarnya ada beberapa model bisnis alternatif  yang sudah diterapkan di luar negeri, seperti di Australia dan Amerika Serikat. Mereka menggunakan galon sekali pakai yang dapat dihancurkan atau galon guna ulang yang dapat diisi dengan air dari produsen mana saja (model tukar-kembali universal) atau modifikasinya yang berupa sistem pengembalian deposit.

“Salah satu sistem tersebut bisa diterapkan di Indonesia sebagai model bisnis alternatif dari model penjualan non-refundable yang selama ini dominan terjadi,” kata Budisatrio. 

Khusus dalam sistem tukar-kembali universal lanjutnya, konsumen bisa menukarkan galon merek tertentu dengan galon merek lain (atau mengisi galon dengan air dari produsen lain) tanpa biaya tambahan. Sehingga tidak terjadi apa yang disebut vendor lock-in dan membuat persaingan usaha menjadi sehat.

“Kita membeli produk satu merek tetapi bisa ditukar galonnya dengan merek lain atau diisi galonnya dengan air dari produsen lain. Konsumen tidak dibebani biaya tambahan (switching cost). Jadi, tidak ada vendor lock-in,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya