Rupiah Menguat Pagi Ini, Data Inflasi AS Jadi Sorotan

Uang kertas rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat pada perdagangan Rabu pagi, 15 November 2023. Rupiah menguat sebesar 217 poin atau 1,38 persen ke posisi Rp 15.478 per dolar AS. 

Hubungan Israel-Arab Saudi Alot, Menlu AS Temui Pangeran MBS

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp 15.699 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat pada hari ini. Hal itu seiring dengan rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2023. 

Potensi Besar Ekspor Seafood RI, Aruna Pede Bidik Pasar Global

"Inflasi bulanan AS melambat menjadi 0,0 persen mom dari 0,4 persen mom, lebih rendah dari perkiraan 0,1 persen mom. Secara tahunan, inflasi AS tercatat 3,2 persen yoy, turun dari 3,7 persen yoy," ujar Josua saat dihubungi VIVA Bisnis Rabu, 15 November 2023.

Menghitung uang kertas rupiah pecahan 100 ribu (Foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Sri Mulyani Ungkap Mood dan Fokus Para Pembuat Kebijakan Keuangan Global Lagi Begini

Josua menuturkan, pendorong utama rendahnya inflasi AS adalah deflasi harga energi di AS. Inflasi AS yang lebih rendah juga didukung oleh melemahnya inflasi inti yang mencapai level terendah dalam dua tahun terakhir sebesar 4,0 persen yoy, turun dari 4,1 persen yoy. 

"Inflasi inti yang lebih rendah disebabkan oleh inflasi perumahan di AS yang lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi yang lebih rendah dari perkiraan mendorong ekspektasi di pasar bahwa The Fed diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan FFR di level 5,5 persen, mempertimbangkan inflasi telah turun seiring dengan meredanya pasar tenaga kerja," ujarnya. 

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

Selain itu terangnya, probabilitas dari ekspektasi pelaku pasar yang memperkirakan kenaikan suku bunga FFR menurun menjadi kurang dari 10 persen. Sehingga hal itu mendorong dolar index melemah 1,49 persen ke 104,05. 

Sedangkan dari dalam negeri, neraca perdagangan Oktober 2023 yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) diperkirakan akan surplus. Dalam hal ini surplus akan sedikit melebar menjadi US$3,58 miliar dari US$3,46 miliar, di tengah menurunnya kinerja ekspor dan impor. 

"Nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada dalam rentang Rp 15.650-Rp 15.750," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya