Target Lifting Minyak 2023 Bakal Meleset, Menteri ESDM Genjot Produksi Gas

Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Sumber :
  • Dokumentasi Kementerian ESDM.

Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, lifting minyak di 2023 sepertinya bakal meleset dan tidak akan mencapai target. Namun, Arifin yakin untuk lifting atau salur gas, dipastikan masih akan sesuai perencanaan.

Smelter Freeport di Gresik Mulai Produksi Agustus 2024 dengan Kapasitas 50 Persen

Dia pun menegaskan untuk tahun depan, Kementerian ESDM akan mendorong supaya produksi gas bisa diutamakan. Hal itu seiring dengan sejumlah temuan besar potensi gas yang salah satunya yakni temuan raksasa di Cekungan Kutai oleh perusahaan asal Italia, ENI.

"Minyaknya nggak tapi gasnya Insya Allah (bisa capai target). Tahun depan ya gasnya yang akan kita dorong lebih banyak," kata Arifin di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 8 Desember 2023.

Honda Bakal Jor-joran Produksi Motor Listrik Tahun Ini

Produksi Gas PT.Badak

Photo :
  • Antara/Prasetyo Utomo

Dia pun berharap, penemuan ENI di Sumur Geng North-1 di WK North Ganal bisa memulai produksinya di tahun 2028. Namun, Arifin mengakui penemuan minyak maupun gas seperti itu tak akan selalu terjadi setiap tahun.

Kemenpan-RB Siapkan 200 Ribu Formasi Calon ASN untuk Ditempatkan di IKN

"Tapi, memang (temuan) minyak dan gas nggak bisa setiap tahun. Misalnya ENI kita dorong 2028, ya sekarang kita cari dulu yang gede-gedenya," ujar Arifin.

Dia menjelaskan, saat ini pemerintah juga tengah mengoptimalkan sumur-sumur migas, yang berada di tempat terpencil. Selain itu, Kementerian ESDM diakui Arifin juga tengah menggenjot kegiatan eksplorasi, untuk menemukan potensi jumbo seperti yang ditemukan di Blok Andaman.

Sementara, untuk mencapai target produksi 1 juta barel minyak per hari (bopd) di tahun 2030, Arifin juga masih menunggu prospek pengeboran sumur Minyak Non-Konvensional (MNK) di Blok Rokan. Hal itu sambil merayu perusahaan untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut.

"Itu kan perkiraan 1 juta (barel) berdasarkan potensi. Nah, untuk bisa membaca potensi, kita harus melakukan kegiatan eksplorasi yang banyak," kata Arifin.

"Nah, supaya banyak yang mau eksplorasi, perusahaan itu harus meyakini adanya prospek, dan prospek itu cukup. Ini makanya kenapa dulu kita bikin seismik yang besar-besaran, supaya paling tidak ada preliminary data," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya