Gagal Swasembada Kedelai, RI Bakal Terus Impor

Ilustrasi kacang kedelai
Sumber :
  • D.A. Pitaloka/Malang
VIVA.co.id
Harga Kedelai Tinggi, Ini Kata Menteri Perdagangan
- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menilai pemerintah gagal dalam program peningkatan produksi kedelai dan swasembada yang ditargetkan hingga 2014. Hal tersebut, merupakan hasil dari pemeriksaan kinerja kementerian pertanian dan dinas pertanian provinsi, atau kabupaten selama 2010 hingga 2014. 

VIDEO: Ini Penyebab Ukuran Tempe Mengecil
Berdasarkan dokumen Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II 2014, Kementerian Pertanian gagal mencapai target pertumbuhan produksi kedelai 20,05 persen per tahun. Kementerian Pertanian juga gagal mencapai target swasembada kedelai pada 2014, sebanyak 2,70 juta ton, karena realisasi produksinya hanya 892,60 ribu ton atau 33,06 persen dari target.  

Rupiah Merosot, Perajin Tempe Perkecil Ukuran
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR Komisi IV, Rofi Munawar meminta, laporan tersebut harus dijadikan bahan evaluasi Kementerian Pertanian dalam meningkatkan kinerjanya saat ini. Agar target pemerintahan baru meneruskan program itu untuk mencapai swasembada kedelai di 2017 dapat terwujud. 

"Kebutuhan kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun, namun ironisnya produksi kedelai domestik tidak dapat mengimbangi, sehingga untuk mencukupinya masih harus impor," ungkap Rofi dalam keterangannya yang diterima VIVA.co.id, Jumat 10 April 2015.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik mencatat produksi kedelai pada 2012 mencapai 843.153 ton, kemudian pada 2013 turun menjadi 779.992 dan tahun berikutnya, 2014 naik lagi menjadi 953.956.

Dia mengatakan, produksi tersebut belum cukup untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Sebab, berdasarkan catatannya, setiap tahun industri tahu-tempe membutuhkan 1,85 juta ton kedelai, industri kecap dan tauco sekitar 325.220 ton, benih 25.843 ton dan untuk pakan sekitar 8.319 ton. 

Kebutuhan kedelai yang sangat tinggi tersebut, dinilai belum dapat diimbangi dengan produksi kedelai nasional. "Akhirnya, seringkali kebijakan pemerintah untuk menekan gejolak harga di pasaran dengan melakukan importasi kedelai," tambahnya. 

Saat ini, kata dia, impor kedelai Indonesia tersebar di beberapa negara, yaitu, Amerika Serikat sebanyak 1,85 juta ton, Malaysia 120 ribu ton, Argentina 73 ribu ton, Uruguay sekitar 16.824 ton, dan Brasil sebanyak 13.550 ton.

"Kementerian Pertanian harus melakukan kerja kolektif dengan berbagai pemangku kepentingan untuk dapat merealisasikan pencapaian target swasembada kedelai tahun 2017," tambahnya. (asp)


![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya