Korea Utara Pasok Bahan Baku Pabrik Senjata Kimia ke Suriah

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Institut Bahan Kimia negaranya di Pyongyang
Sumber :
  • VIVA/KCNA/REUTERS

VIVA – Laporan rahasia Perserikatan Bangsa Bangsa mengungkap informasi intelijen mengenai ulah Korea Utara yang memasok bahan baku pabrik senjata kimia ke Suriah.

Mengutip dalam wall Street Journal, Rabu 28 Februari 2018, setidaknya ada 50 ton bahan baku yang dikirim sebanyak lima kali mulai dari akhir 2016 sampai awal 2017.

Dilaporkan, pengiriman itu menggunakan perusahaan dagang China atas nama Pyongyang. Sejumlah barang yang dikirimkan seperti ubin tahan panas dan asam, pipa baja tahan karat dan lainnya. "Barang itu dikirim ke Damaskus," tulis Wall Street Journal yang mengutip laporan PBB.

Pasokan bahan baku itu, kini menjadi bukti kuat bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad telah bekerja sama dengan Korea Utara, untuk membantu negaranya memproduksi senjata kimia.

Sebelumnya, sebuah lembaga medis Amerika Serikat, menyebutkan setidaknya ada tiga kali serangan senjata kimia di Suriah. Senjata itu menyasar warga sipil yang ada di negara itu.

Wall Street Journal menyebut, tindakan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un ini adalah tindakan ilegal yang dilakukannya dan bisa melemahkan rencana AS untuk menggagalkan program senjata nuklirnya.

Sejauh ini, dari laporan itu didapat nama agen senjata Pyongyang, Korea Mining Development Trading Coorporation, yang menjadi pemain.

Perusahaan ini bekerja di bawah Pusat penelitian dan Riset Ilmiah Suriah, yang sebelumnya juga digunakan untuk membeli sejumlah kebutuhan rudal, serta suku cadang roket di Suriah.

Korea Selatan Yakin Putri Remaja Kim Jong Un Akan Jadi Penerus sang Diktator

China masih menampik, jika ada salah satu perusahaannnya terlibat bisnis senjata kimia dengan Suriah. Namun, negara ini mengklaim akan membantu penyelidikan.

Presiden Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Iran Ebrahim Raisi

Korut Kirim Utusan ke Iran, Kira-kira Ini yang Dibahas

Deegasi Korea Utara, dipimpin oleh menteri kabinet untuk perdagangan internasional, melakukan kunjungan ke Iran. Kehadiran ini memicu spekulasi hubungan kedua negara ini

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024