5 Tahun Sedikitnya 1000 Anak Diculik, Dalangnya Boko Haram

Tentara berjaga di perkampungan dan kamp antisipasi serangan Boko Haram
Sumber :
  • REUTERS/Luc Gnago

VIVA – Badan PBB yang mengurusi soal anak, UNICEF, mengungkapkan bahwa kelompok militan Boko Haram telah menculik lebih dari 1.000 anak Nigeria sejak tahun 2013 silam. Boko Haram secara teratur menculik anak-anak untuk menebar teror agar menimbulkan ketakutan publik.

Diduga Sakit Jiwa, Bule Amerika di Bali Nekat Culik Bocil Perempuan

"Anak-anak di Nigeria di timur laut terus diserang pada skala yang mengejutkan," kata Mohamed Malick Fall Kepala UNICEF di Nigeria, sebagaimana diberitakan Reuters pada Jumat, 13 April 2018.

Badan UNICEF menyatakan telah mencatat lebih dari 1.000 kasus terverifikasi dan catatan itu yang pertama dipublikasikan berdasarkan angka resmi yang mereka dapatkan. Namun jumlah penculikan sebenarnya kemungkinan jauh lebih besar.

6 Tahun Hilang, Bocah Ini Ditemukan di Negara Lain

Salah satu korban bernama Khadijah yang saat ini masih berusia 17 tahun. Dia diculik setelah terjadi serangan Boko Haram di kotanya. Khadijah dikunci di sebuah ruangan, dipaksa untuk menikah dengan salah seorang militan pun dia diperkosa berulang kali.

"Dia hamil dan tinggal dengan anaknya yang masih kecil di kamp pengungsian di mana dia berjuang untuk berintegrasi dengan wanita lain karena hambatan bahasa dan stigma pada dirinya sebagai istri Boko Haram" ujar pihak UNICEF mengenai kondisi Khadijah saat ini.

Attila Syach Lapor Polisi Atas Penculikan Anaknya, Curiga Ada Campur Tangan Mantan Istri

Selain itu, setidaknya 2.295 guru telah tewas dan lebih dari 1.400 sekolah telah hancur dalam konflik tersebut.

Boko Haram menjadi salah satu masalah politik dan keamanan yang pelik dihadapi pemerintah Nigeria. Presiden Muhammadu Buhari yang berkuasa sejak 2015 sebenarnya sudah berjanji untuk mengakhiri pemberontakan Boko Haram yang menjadikan wanita dan anak-anak sebagai korban. 

Namun pemerintahannya ternyata gagal menumpas Boko Haram meskipun telah berusaha mendesak militan keluar dari banyak kota di wilayah timur laut pada tahun 2016. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya