Pasca Pemilu Malaysia Alami Euforia Hingga Sepi Kritikan
- bbc
Kemenangan bersejarah aliansi oposisi Pakatan Harapan dalam pemilu Malaysia Rabu lalu (09/05) yang disusul dengan pembebasan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dari penjara satu minggu kemudian, Rabu (16/05), untuk sementara ini tampaknya menenggelamkan suara-suara miring terhadap pemerintahan baru di bawah PM Mahathir Mohamad.
Mahathir sendiri bukanlah sosok yang `steril dari dosa` ketika berkuasa di Malaysia selama 22 tahun mulai 1981 hingga 2003.
Ia dikenal sebagai pemimpin yang tidak mentolerir pembangkangan, di samping sisi-sisi positif yang dimilikinya -seperti pemimpin otoritatif yang karismatik dan pendiri Malaysia modern yang diperhitungkan di panggung internasional.
"Dulu pemimpin-pemimpin saya pernah ditahan berdasarkan Akta Keamanan Dalam Negeri (ISA). Sekarang kita bekerja sama karena semua pemimpin politik telah menepikan perbedaan dan menghapus kebencian yang terjadi dulu, tetapi sekarang kita bekerja bersama untuk membangun Malaysia," jelas Teresa Kok, wakil Sekjen Partai Aksi Demokratik (DAP), salah satu partai komponen di Pakatan Harapan.
Yang dirujuk anggota parlemen itu adalah peraturan yang memungkinkan penahanan tanpa proses pengadilan dan kerap diterapkan untuk membungkam lawan-lawan politik pemerintah.
Di bawah pemerintahan Mahathir Mohamad sebelumnya, politikus veteran DAP, Lim Kit Siang, dijebloskan ke penjara beberapa kali dengan menggunakan ISA, peraturan yang kemudian dicabut pada tahun 2012.