Panas Ekstrem hingga Kebakaran Wilayah Landa Negara-negara Dunia

Gelombang panas dan cuaca ekstrem di Jepang
Sumber :
  • REUTERS/Issei Kato

VIVA – Gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jepang telah menewaskan puluhan orang hanya dalam kurun waktu satu pekan. Cuaca ekstrem ini diklasifikasikan sebagai sebuah bencana alam.

Sastra: Media Propaganda Penjajah

Hingga Minggu, 22 Juli 2018, sebanyak 65 orang meninggal dunia karena sengatan panas. Sementara itu, 22.467 orang lainnya dirawat di rumah sakit.

Pihak Fire and Disaster Management Agency mengatakan, jumlah ini adalah yang terburuk sepanjang pekan selama musim panas sejak lembaga tersebut mulai mencatat korban jiwa akibat serangan panas pada Juli 2008.

Waspada, Hujan Lebat dan Petir Terjadi di Sejumlah Daerah Indonesia

Di antara korban yang tewas adalah seorang siswa berusia enam tahun yang kehilangan kesadaran dalam perjalanan kembali ke rumahnya dari sekolah.

"Akibat gelombang panas yang terus menyelimuti negara, tindakan mendesak diperlukan untuk melindungi kehidupan anak-anak sekolah," kata seorang juru bicara pemerintah, Yoshihide Suga, seperti diberitakan South China Morning Post.

Fakta Mengerikan Atlet Bulutangkis Jepang di German Open

Pemerintah Jepang mengatakan akan menyediakan dana untuk memastikan semua sekolah dilengkapi pendingin ruangan pada musim panas mendatang.

Yunani

Sementara itu, kebakaran besar di Yunani telah menewaskan 74 orang yang melahap habis sebuah resor dan menjebak orang-orang di dalam mobil. Bahkan, insiden itu memaksa banyak orang melompat dari tebing untuk bertahan hidup.

Skala kehancuran terlihat jelas saat puluhan mobil rusak di jalanan kota pesisir timur Athena meleleh karena intensitas yang sangat panas. Mayat-mayat tergeletak di sisi jalan.

Bahkan di satu area ditemukan 26 orang tewas dalam keadaan saling berpelukan. Mereka di antaranya anak-anak ditemukan di dekat puncak tebing yang menghadap ke pantai. Diduga mereka berakhir di sana setelah mencari rute pelarian.

"Secara naluriah melihat akhir hidup yang mendekat, mereka berpelukan," kata Kepala Palang Merah Yunani, Nikos Economopoulos.
 
Menurut juru bicara regu pemadam kebakaran, jumlah korban tewas diperkirakan meningkat. Belum diketahui berapa banyak orang yang masih belum ditemukan karena hingga kini perahu-perahu masih menyisir pantai mencari korban lainnya.

"Yunani sedang mengalami tragedi yang tak bisa diungkap dengan kata-kata. Yunani menghadapi salah satu momen tersulitnya. Sama sekali tidak ada kata-kata untuk menggambarkan bagaimana perasaan kita sekarang," kata Perdana Menteri Alexis Tsipras, seperti dilansir dari Reuters.

Kebakaran Maut

Kebakaran hutan memang tidak jarang terjadi di Yunani. Musim dingin yang relatif kering dan musim panas yang sangat panas bisa memicu kondisi kebakaran besar. Hingga saat ini, penyebab kebakaran mematikan ini belum diketahui pasti. Jaksa Athena memerintahkan penyelidikan lebih dalam.

Yunani telah mengeluarkan seruan mendesak untuk membantu mengatasi kebakaran yang menyebar di luar kendali.

Sementara itu, Siprus, Spanyol, Italia, Kroasia, dan Portugal telah menawarkan bantuan setelah Yunani mengatakan pihaknya membutuhkan bantuan udara dan darat dari Uni Eropa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya